EKONOMI INTERNASIONAL ISLAM Teori-Teori Perdagangan Internasional ; Adam Smith, David Ricardo, John Stuart Mill.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan sarana untuk melakukan pertukaran barang dan jasa internasional. Dalam lima puluh tahun terakhir, perdagangan internasional telah tumbuh dan berkembang secara drastis dan dalam ukuran yang besar. Hal ini disebabkan oleh adanya kerjasama yang dilakukan oleh berbagai negara untuk menghilangkan proteksi perdagangan dan adanya keinginan untuk mempromosikan perdagangan barang dan jasa secara bebas.
Perdagangan internasional merupakan elemen penting dari proses globalisasi. Membuka perdagangan dengan berbagai negara di dunia akan memberikan keuntungan dan membawa pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik secara langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi, maupun secara tidak lansung berupa naiknya tingkat investasi. Setiap bentuk hambatan dan proteksi merupakan sumber distorsi pada perdagangan internasional yang harus dihindari dan dihapuskan.
Di dalam konteks perekonomian yang terbuka, perdagangan internasional, dalam hal ini adalah ekspor dan impor, dan aliran dana antar negara menjadi sesuatu yang tidak dapat dinafikan perannya dalam pemberian kontribusi bagi pertumbuhan. Sedangkan untuk hubungan keduanya terhadap perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia nampaknya hingga saat ini belum ada yang melihat pola hubungannya (Rusydiana, Jurnal Tazkia Islamic Finance and Business Review, STEI Tazkia, Vol 4, No 1, Juli 2009: 48).



1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa definisi Teori Perdagangan Internasional ?
2.      Apa definisi Teori Klasik ?
3.      Apa definisi Teori Absolute Advantage oleh Adam Smith ?
4.      Apa definisi Teori Comparative Advantage oleh J.S Mill ?
5.      Apa definisi Teori Comparative Cost oleh David Ricardo ?
6.      Apakah Kelemahan Teori Klasik ?

1.3  Tujuan

1.      Untuk menjelaskan definisi teori perdagangan internasional,
2.      Untuk menjelaskan definisi Teori Klasik.
3.      Untuk menjelaskan definisi Absolute Advantage oleh Adam Smith.
4.      Untuk menjelaskan Teori Comparative Advantage oleh J.S Mill.
5.      Untuk menjelaskan Teori Comparative Cost oleh David Ricardo.
6.      Untuk menjelaskan Kelemahan Teori Klasik.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ekonomi Internasional

Menurut (Nopirin, 1997) Ekonomi internasional merupakan ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Ruang lingkup ekonomi internasional yaitu masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Ilmu ekonomi internasional berusaha untuk mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara satu Negara dengan Negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua Negara tersebut maupun antar beberapa Negara. Hubungan internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Oleh karena itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan pertukaran dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukarab barang dan jasa. Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi internasional meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi internasional.

2.2  Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000).
Adapun sebab-sebab umum yang mendorong terjadinya perdagangan internasional :
a.       Sumber daya alam (natural resource)
b.      Sumber daya modal (capital resource)
c.       Tenaga kerja (human resource)
d.      Teknologi.
Perdagangan antar negara berlangsung atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan, mulai dari barter hingga transaksi jual beli antara para pedagang (traders) dari berbagai belahan wilayah hingga di luar batas negara (Halwani, 2002).
Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa Negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu Negara. Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from trade). Beberapa teori menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya adalah sebagai berikut :

2.2.1        Teori Klasik

a.      Kemanfaatan absolute (absolute advantage) oleh Adam Smith.

Pada dasarnya pemikiran Adam Smith menerangkan bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak (Halwani, 2002). Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variabel) riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang di ukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi barang tersebut (labor theory of value) (Nopirin, 1997:8).
Menurut Sobri (2000:26-27) Sumbangan pokok dari Adam Smith kepada teori perdagangan internasional adalah pengertian dan fikiran yang didasarkan pada devision of labour yang menimbulkan spesialisasi dan effisiensi produksi dalam menghasilkan sejenis barang. Pokok pikiran Adam Smith dalam teori perdagangan internasional kurang lebih dapat disederhanakan sebagai berikut :
Hubungan perniagaan dari dua Negara pada umumnya terjadi karena terdapat perbedaan biaya mutlak, yaitu perbedaan biaya yang terjadi (ditimbulkan) oleh faktor-faktor khusu yang dimiliki oleh sesuatu Negara saja dan tidak dimiliki oleh Negara lain, misalnya faktor keadaan dan kekayaan alam yang menguntungkan suatu Negara saja. Oleh karena perbedaan-perbedaan biaya mutlak itu, maka untuk sejenis barang dapat dihasilkan dengan biaya yang lebih murah daripada Negara lain. Perbedaan biaya yang mutlak itu kemudian akan memberikan keuntungan yang mutlak (absolute advantage) kepada Negara yang bersangkutan.
Teori tenaga kerja ini sifatnya sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi, dalam kenyataannya bahwa tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi itu tidak hanya satu serta mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Namun teori ini mempunyai dua manfaat:  Pertama, Memungkinkan kita dengan secara  sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, meskipun pada teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Teori absolute advantage Adam Smith yang secara sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : misalnya hanya ada dua Negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen, menghasilkan dua barang, yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan satu unit gandum dan pakaian Amerika, masing-masing membutuhkan 8 unit tenaga kerja (gandum) dan 4 unit tenaga kerja (pakaian). Di Inggris setiap unit gandum daan pakaian, masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan per unit

Amerika
Inggris
Gandum
8
10
Pakaian
4
2

Dari tabel di atas nampak bahwa amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedangkan Inggris dalam memproduksi pakaian. Untuk satu unit gandum diperlukan 10  unit tenaga kerja di Inggris sedangkan di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). Satu unit pakaian di Amerika hanya memerlukan 4 unit tenaga kerja sedangkan di Inggris hanya 2 unit. Keadaan ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing Negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya (diukur dengan unit tenaga kerja) yaitu secara absolute lebih rendah dari Negara lain.
Menurut Adam Smith kedua Negara akan memperoleh keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi pada produksi gandum dan Inggris pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi ini adalah absolute advantage dalam produksi barang-barang tersebut.  Dan pertukaran akan membawa keuntungan kedua belah pihak. Kedua Negara akan memperoleh keuntungan apabila nilai tukar masing-masing negara sebelum terjadi pertukaran (Nopirin, 1997:10).

b.      Kemanfaatan relative (comparative advantage) oleh Jhon Stuart Mill.

Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu barang yang dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kaau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.
Menurut Sobri (2000:39) Dalam prinsipnya menurut J.S. mill keseimbangan pertukaran antara kedua barang itu terjadi bilamana jumlah barang yang diminta oleh suatu Negara A kepada Negara lain B, harus sama dengan jumlah yang diminta oleh Negara B atas barang-barang yang dihasilkan oleh Negara A itu sendiri. jadi antara dua Negara A dan B itu sama-sama saling membutuhkan. Permintaan atas suatu baranf yang dihasilkan oleh negaralain haruslah dapat dipenuhi, bilamana besarnya permintaan itu sendiri justru sama dengan jumlah yang ditawarkan oleh Negara tersebut.
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut. J.S. Mill memberikan contoh sebagai berikut :
Tabel 1.2
Produksi 10 orang dalam 1 minggu

Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yards
6 yards

Menurutt teori absolute advantage maka tidak akan timbul perdagangan antara Amerika dan Inggris karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua.
Tetapi bagi J.S. Miil yang penting bukan absolute advantage tetapi comparative advantage. Besarnya comparative advantage untuk :
§  Amerika :
-          Dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari inggris atau 3 : 1
-          Dalam produksi pakaian 10 yards disbanding 6 yards dari inggris atau 5/3 : 1
Disini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni (3 : 1) lebih besar dari (5/3 : 1).
§  Inggris :
-          Dalam produksii gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1
-          Dalam produksi pakaian 6 yards disbanding 10 yards dari Amerika atau 3/5 : 1
Di sini Inggris memiliki comparative advantage pada produksi pakaian yakni (3/5 : 1). Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, yakni Amerika akan berspesialisasi pada produksi gandum dan menukarkan sebagaian gandumnya dengan pakaian dari Inggris.
Apabila nilai tukar dalam perdagangan itu sama dengan harga di dalam negeri salah satu Negara. Maka keuntungan karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya ada pada satu Negara saja.
Dengan demikian maka teori comparative advantage dapat menerangkan beberapa nilai tukar dan beberapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage.

c.       Biaya relative (comparative cost) oleh David Ricardo.

Ricardo berpendapat bahwa di dunia ini di satu pihak terdapat suatu Negara yang faktor-faktor produksinya seperti tenaga kerja dan alam lebih menguntungkan, dan di lain pihak ada Negara yang faktor-faktor produksinya tidak atau kurang menguntungkan disbanding Negara pertama tadi, sehingga dalam menghasilkan beberapa barang itu Negara pertama lebih unggul dan lebih produktif daripada Negara kedua, bahkan Negara kedua itu tertinggal dalam menghasilkan beberapa barang tertentu. Dengan demikian maka mengikuti konsep perbedaan biaya mutlak, kedua pihak Negara itu tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. Sedangkan menurut pendapat Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia akan dapat juga ikut serta dalam perdagangan internasional asalkan Negara itu menghasilkan sejenis barang yang paling produktif disbanding dengan lainnya. (Sobri, 2000:29)
Dasar pemikiran dari David Ricardo yaitu bahwa perdagangan antara dua negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relative yang terkecil (atau produktivitas Tenaga Kerja relative yang terbesar) untuk jenis barang yang berbeda (Tambunan, 2004). Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut (labor cost value theory).
Perdagangan antar Negara akan timbul apabila masing-masing Negara memiliki comparative cost yang terkecil. Sebagai contoh dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 1.3
Banyaknya hari kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi

Anggur (1 botol)
Pakaian (1 yard)
Portugis
3 hari
4 hari
Inggris
6 hari
5 hari

Besarnya comparative cost adalah :
Portugis untuk anggur 3/6 < 4/5 atau ¾ < 6/5
Inggris untuk pakaian 5/4 < 6/3 atau 5/6 < 4/3
Dalam hal ini portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan Inggris pada produksi pakaian.
Pada nilai tukar 1 botol anggur = 1 yard pakaian maka Portugis akan mengorbankan 3 hari kerja, untuk 1 yard pakaian yang kalau diproduksiinya sendiri memerlukan waktu 4 hari kerja.
Inggris juga akan bergantung dari pertukaran. Dengan spesialisasi pada produksi pakaian dan ditukar dengan anggur maka untuk memperoleh 1 botol anggur hanya dikorbankan 5 hari kerja yang kalau diproduksinya sendiri memerlukan waktu 6 hari kerja.
Dengan demikian prinsip comparative cost Ricardo dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jika a1 dan b1 adalah unit labor cost untuk produksi barang A dan B di Negara I, dan a2 dan b2 adalah unit labor cost di Negara II, maka Negara I akan mengekspor barang A dan impor barang B jika :
a1 / b1 < a2 / b2 atau a1 / b1 < b1 / b2
Artinya sebelum berdagang barang A relative lebih murah di Negara I dan barang B lebih murah di Negara II.
Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative advantage itu sama, hanya kalau pada teori :
-          Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja di masing-masing Negara outputnya berbeda.
-          Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah output tertentu, waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu Negara dengan Negara lain.

d.      Kelemahan Teori Klasik

Teori klasik menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena adanya comparative advantage yang berbeda antara dua Negara. Teori nilai tenaga kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam comparative advantage itu karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksii antara dua Negara atau lebih. Jika fungsii produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh karena itu syarat timbulnya perdaganngan internasional adalah perbedaan fungsi produksi di antara dua Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua Negara. Teori modern, milaii dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi pemilikan daktor produksi. Teori ini kemudian dikenal dengan faktor proportions theory oleh Hecksher dan Ohlin (Nopirin, 1997:19-20).

2.3  Studi Empirik Teori Perdagangan Internasional

Beberapa studi untuk melakukan test terhadap teori perdagangan khususnya teori Ricardo dan Hecksher-Ohlin hasilnya sangat bervariasi ada yang mendukung tetapi ada pula yang tidak sejalan dengaan teori/hipotesa.
Hipotesa kedua teori tersebut menyangkut tentang komposisi/stuktur barang yang diperdagangkan serta pemilikan sumber daya (factor endowment). Menurut model Ricardo komposisi barang ekspor atau impor dari satu Negara ditentukan oleh produktivitas tenaga kerja pada masing-masing industry. Suatu Negara akan mengekspor barang dimana produktivitas tenaga kerja pada produksi barang tersebut paling tinggi dan mengimpor barang yang produktivitas tenaga kerjanya paling rendah. Model Hecksher-Ohlin menyatakan bahwa komposisi barang ekspor atau impor ditentukan oleh perbandingan pemilikan faktor produksi tenaga kerja dan modal masing-masing Negara dan intensitas penggunaan faktor produksi pada setiap barang. Suatu Negara yang memiliki faktor produksi modal dalam jumlah yang relative melimpah cenderung mengekspor barang yang padat modal dan sebaliknya Negara yang relative memiliki faktor produksi tenaga kerja melimpah akan mengekspor barang yang padat tenaga kerja (labor intensive).
Test empirik pertama model Ricardo dilakukan oleh Mac Dougall tahun1951. Data yang dipergunakan adalah outpur pertenagakerja dan rasio ekspor Amerika-Inggris. Dengan analisis statistic diperoleh hubungan positif antara kedua variabel tersebut.
Gambar 1.1
Produktivitas tenaga kerja dan kemanfaatan relative (comparative advantage)
Dari gambar diatas nampak terdapat hubungan positif antara rasio produktivitas tenaga kerja dengan rasio ekspor. Kesimpulannya bahwa hipotesa Ricardo tentang prinsip Comparative Advantage di dukung oleh data empirik.
Studi empirik model Hecksher-Ohlin menunjukkan hasil yang lebih bervariasi, sebagaian mendukung sebagaian tidak. Mac Dougall dengan menggunakan data yang sama dengan yang dipergunakan untuk melakukan test model Ricardo hhanya ditambah dengan data rasio modal dan tenaga untuk masing-masing industri di Amerika-Inggris. Sebagai alat pengukur besarnya modal dipergunakan data penggunaan energy. Hasilnya, tidak terdapat hubungan yang sisrematis antara rasio penggunaan energy per tenaga kerja dengan rasio ekspor Amerika-Inggris sehingga hipotesa Hecsher-Ohlin ditolak.

BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Teori perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. Adapun beberapa teori menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional, salah satunya adalah teori klasik. Teori klasik ini menjelaskan tentang teori dari pemikiran beberapa tokoh, yang pertama yaitu Adam Smith yang menerangkan bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak. Pemikiran kedua yaitu David Ricardo yang menerangkan bahwa perdagangan antar Negara akan timbul apabila masing-masing Negara memiliki comparative cost yang terkecil. Dan pemikiran John Stuart Mill yang menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut, semakin banyak tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut.



Daftar Pustaka


 

Halwani, H. (2002). Ekonomi Internasional dan Globalisasi ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jurnal Ekonomi Islam. Korelasi Antara Perdagangan Internasional, Pertumbuhan Ekonomi, dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia. Tulisan ini telah dimuat pada Jurnal Tazkia Islamic Finance and Business Review, STEI Tazkia, Vol 4, No 1, Juli 2009) 
Nopirin. (1997). Ekonomi Internasional . Yogyakarta: BPFE.
Sobri. (2000). Ekonomi Internasional: Teori Masalah dan Kebijaksanaannya. Yogyakarta: BPFE-UI.

Tambunan, T. (2004). Globalisasi dan Perdagangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia.

Komentar

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HADIST ANJURAN UNTUK BEKERJA

Tokoh-Tokoh Tasawuf

FILSAFAT ILMU: AKSIOLOGI ILMU