EKONOMI INTERNASIONAL ISLAM Teori-Teori Perdagangan Internasional ; Adam Smith, David Ricardo, John Stuart Mill.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan
sarana untuk melakukan pertukaran barang dan jasa internasional. Dalam lima
puluh tahun terakhir, perdagangan internasional telah tumbuh dan berkembang
secara drastis dan dalam ukuran yang besar. Hal ini disebabkan oleh adanya
kerjasama yang dilakukan oleh berbagai negara untuk menghilangkan proteksi
perdagangan dan adanya keinginan untuk mempromosikan perdagangan barang dan
jasa secara bebas.
Perdagangan internasional
merupakan elemen penting dari proses globalisasi. Membuka perdagangan dengan
berbagai negara di dunia akan memberikan keuntungan dan membawa pertumbuhan
ekonomi dalam negeri, baik secara langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan
terhadap alokasi sumber daya dan efesiensi, maupun secara tidak lansung berupa
naiknya tingkat investasi. Setiap bentuk hambatan dan proteksi merupakan sumber
distorsi pada perdagangan internasional yang harus dihindari dan dihapuskan.
Di dalam konteks perekonomian
yang terbuka, perdagangan internasional, dalam hal ini adalah ekspor dan impor,
dan aliran dana antar negara menjadi sesuatu yang tidak dapat dinafikan
perannya dalam pemberian kontribusi bagi pertumbuhan. Sedangkan untuk hubungan
keduanya terhadap perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia nampaknya
hingga saat ini belum ada yang melihat pola hubungannya (Rusydiana, Jurnal Tazkia Islamic Finance and Business Review,
STEI Tazkia, Vol 4, No 1, Juli 2009: 48).
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi Teori Perdagangan Internasional ?
2.
Apa definisi Teori Klasik ?
3.
Apa definisi Teori Absolute Advantage oleh Adam Smith ?
4.
Apa definisi Teori Comparative Advantage oleh J.S Mill ?
5.
Apa definisi Teori Comparative Cost oleh David Ricardo ?
6.
Apakah Kelemahan Teori Klasik ?
1.3
Tujuan
1.
Untuk menjelaskan definisi teori perdagangan internasional,
2.
Untuk menjelaskan definisi Teori Klasik.
3.
Untuk menjelaskan definisi Absolute Advantage oleh Adam
Smith.
4.
Untuk menjelaskan Teori Comparative Advantage oleh J.S Mill.
5.
Untuk menjelaskan Teori Comparative Cost oleh David Ricardo.
6.
Untuk menjelaskan Kelemahan Teori Klasik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ekonomi Internasional
Menurut (Nopirin, 1997) Ekonomi
internasional merupakan ilmu ekonomi internasional yang mempelajari alokasi
sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Ruang lingkup ekonomi
internasional yaitu masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku
ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Ilmu ekonomi internasional berusaha
untuk mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara satu Negara dengan Negara
lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua Negara tersebut
maupun antar beberapa Negara. Hubungan internasional ini dapat berupa
perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Oleh
karena itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan
pertukaran dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukarab
barang dan jasa. Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi internasional
meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi internasional.
2.2
Teori Perdagangan Internasional
Teori perdagangan
internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi
negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang
ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang
terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor,
perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat
dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000) .
Adapun sebab-sebab
umum yang mendorong terjadinya perdagangan internasional :
a.
Sumber daya alam (natural
resource)
b.
Sumber daya modal (capital
resource)
c.
Tenaga kerja (human
resource)
d.
Teknologi.
Perdagangan antar
negara berlangsung atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan, mulai
dari barter hingga transaksi jual beli antara para pedagang (traders) dari berbagai belahan wilayah
hingga di luar batas negara (Halwani, 2002) .
Teori perdagangan
internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara
beberapa Negara serta bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu
Negara. Disamping itu, teori perdagangan internasional juga dapat menunjukkan
adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan internasional (gains from
trade). Beberapa teori menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional
pada dasarnya adalah sebagai berikut :
2.2.1
Teori Klasik
a. Kemanfaatan
absolute (absolute advantage) oleh Adam Smith.
Pada dasarnya pemikiran Adam
Smith menerangkan bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua
belah pihak (Halwani, 2002) . Teori ini lebih mendasarkan pada
besaran (variabel) riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori
murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang
di ukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi barang
tersebut (labor theory of value) (Nopirin, 1997:8).
Menurut Sobri
(2000:26-27) Sumbangan pokok dari Adam Smith kepada teori perdagangan
internasional adalah pengertian dan fikiran yang didasarkan pada devision of
labour yang menimbulkan spesialisasi dan effisiensi produksi dalam menghasilkan
sejenis barang. Pokok pikiran Adam Smith dalam teori perdagangan internasional
kurang lebih dapat disederhanakan sebagai berikut :
Hubungan perniagaan
dari dua Negara pada umumnya terjadi karena terdapat perbedaan biaya mutlak,
yaitu perbedaan biaya yang terjadi (ditimbulkan) oleh faktor-faktor khusu yang
dimiliki oleh sesuatu Negara saja dan tidak dimiliki oleh Negara lain, misalnya
faktor keadaan dan kekayaan alam yang menguntungkan suatu Negara saja. Oleh
karena perbedaan-perbedaan biaya mutlak itu, maka untuk sejenis barang dapat
dihasilkan dengan biaya yang lebih murah daripada Negara lain. Perbedaan biaya
yang mutlak itu kemudian akan memberikan keuntungan yang mutlak (absolute
advantage) kepada Negara yang bersangkutan.
Teori tenaga kerja
ini sifatnya sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu
sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi, dalam
kenyataannya bahwa tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi itu tidak
hanya satu serta mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Namun teori ini mempunyai
dua manfaat: Pertama, Memungkinkan kita
dengan secara sederhana menjelaskan
tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, meskipun pada
teori-teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga
kerja namun prinsip teori ini tetap tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Teori absolute advantage Adam
Smith yang secara sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja dapat
dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : misalnya hanya ada dua Negara,
Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen,
menghasilkan dua barang, yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan satu unit
gandum dan pakaian Amerika, masing-masing membutuhkan 8 unit tenaga kerja
(gandum) dan 4 unit tenaga kerja (pakaian). Di Inggris setiap unit gandum daan
pakaian, masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya tenaga kerja yang
diperlukan untuk menghasilkan per unit
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
8
|
10
|
Pakaian
|
4
|
2
|
Dari tabel di atas
nampak bahwa amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedangkan Inggris
dalam memproduksi pakaian. Untuk satu unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedangkan di
Amerika hanya 8 unit (10 > 8). Satu unit pakaian di Amerika hanya memerlukan
4 unit tenaga kerja sedangkan di Inggris hanya 2 unit. Keadaan ini dapat
dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan
Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing Negara dapat menghasilkan satu macam barang
dengan biaya (diukur dengan unit tenaga kerja) yaitu secara absolute lebih rendah
dari Negara lain.
Menurut Adam Smith kedua Negara
akan memperoleh keuntungan dengan melakukan spesialisasi dan kemudian
berdagang. Amerika cenderung berspesialisasi pada produksi gandum dan Inggris
pada produksi pakaian. Dasar spesialisasi ini adalah absolute advantage dalam
produksi barang-barang tersebut. Dan
pertukaran akan membawa keuntungan kedua belah pihak. Kedua Negara akan
memperoleh keuntungan apabila nilai tukar masing-masing negara sebelum terjadi
pertukaran (Nopirin, 1997:10).
b. Kemanfaatan
relative (comparative advantage) oleh Jhon Stuart Mill.
Teori ini menyatakan
bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang
memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang memiliki
comparative disadvantage, yaitu suatu barang yang dihasilkan dengan lebih murah
dan mengimpor barang yang kaau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.
Menurut Sobri
(2000:39) Dalam prinsipnya menurut J.S. mill keseimbangan pertukaran antara
kedua barang itu terjadi bilamana jumlah barang yang diminta oleh suatu Negara
A kepada Negara lain B, harus sama dengan jumlah yang diminta oleh Negara B
atas barang-barang yang dihasilkan oleh Negara A itu sendiri. jadi antara dua
Negara A dan B itu sama-sama saling membutuhkan. Permintaan atas suatu baranf
yang dihasilkan oleh negaralain haruslah dapat dipenuhi, bilamana besarnya
permintaan itu sendiri justru sama dengan jumlah yang ditawarkan oleh Negara
tersebut.
Teori ini pada
dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga
kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga
yang dicurahkan untuk memproduksi suatu barang, makin mahal barang tersebut.
J.S. Mill memberikan contoh sebagai berikut :
Tabel 1.2
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
|
Amerika
|
Inggris
|
Gandum
|
6 bakul
|
2 bakul
|
Pakaian
|
10 yards
|
6 yards
|
Menurutt teori
absolute advantage maka tidak akan timbul perdagangan antara Amerika dan
Inggris karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada
Amerika semua.
Tetapi bagi J.S. Miil
yang penting bukan absolute advantage tetapi comparative advantage. Besarnya
comparative advantage untuk :
§ Amerika :
-
Dalam produksi gandum 6 bakul disbanding 2 bakul dari
inggris atau 3 : 1
-
Dalam produksi pakaian 10 yards disbanding 6 yards dari inggris
atau 5/3 : 1
Disini Amerika
memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni (3 : 1) lebih besar
dari (5/3 : 1).
§ Inggris :
-
Dalam produksii gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari
Amerika atau 1/3 : 1
-
Dalam produksi pakaian 6 yards disbanding 10 yards dari
Amerika atau 3/5 : 1
Di sini Inggris
memiliki comparative advantage pada produksi pakaian yakni (3/5 : 1). Oleh
karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, yakni Amerika
akan berspesialisasi pada produksi gandum dan menukarkan sebagaian gandumnya
dengan pakaian dari Inggris.
Apabila nilai tukar
dalam perdagangan itu sama dengan harga di dalam negeri salah satu Negara. Maka
keuntungan karena perdagangan (gains from trade) tersebut hanya ada pada satu
Negara saja.
Dengan demikian maka
teori comparative advantage dapat menerangkan beberapa nilai tukar dan beberapa
keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh
teori absolute advantage.
c. Biaya
relative (comparative cost) oleh David Ricardo.
Ricardo berpendapat
bahwa di dunia ini di satu pihak terdapat suatu Negara yang faktor-faktor
produksinya seperti tenaga kerja dan alam lebih menguntungkan, dan di lain
pihak ada Negara yang faktor-faktor produksinya tidak atau kurang menguntungkan
disbanding Negara pertama tadi, sehingga dalam menghasilkan beberapa barang itu
Negara pertama lebih unggul dan lebih produktif daripada Negara kedua, bahkan
Negara kedua itu tertinggal dalam menghasilkan beberapa barang tertentu. Dengan
demikian maka mengikuti konsep perbedaan biaya mutlak, kedua pihak Negara itu
tidak dapat mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan. Sedangkan menurut
pendapat Ricardo sekalipun suatu Negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia
akan dapat juga ikut serta dalam perdagangan internasional asalkan Negara itu
menghasilkan sejenis barang yang paling produktif disbanding dengan lainnya.
(Sobri, 2000:29)
Dasar pemikiran dari
David Ricardo yaitu bahwa perdagangan antara dua negara akan terjadi bila
masing-masing negara memiliki biaya relative yang terkecil (atau produktivitas
Tenaga Kerja relative yang terbesar) untuk jenis barang yang berbeda (Tambunan,
2004) .
Titik pangkal teori Ricardo tentang perdagangan internasional adalah teorinya
tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung dari
banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut (labor
cost value theory).
Perdagangan antar
Negara akan timbul apabila masing-masing Negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Sebagai contoh dikemukakan sebagai berikut :
Tabel 1.3
Banyaknya hari kerja
yang dibutuhkan untuk memproduksi
|
Anggur (1 botol)
|
Pakaian (1 yard)
|
Portugis
|
3 hari
|
4 hari
|
Inggris
|
6 hari
|
5 hari
|
Besarnya comparative cost adalah
:
Portugis untuk anggur 3/6 <
4/5 atau ¾ < 6/5
Inggris untuk pakaian 5/4 <
6/3 atau 5/6 < 4/3
Dalam hal ini
portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan Inggris pada
produksi pakaian.
Pada nilai tukar 1
botol anggur = 1 yard pakaian maka Portugis akan mengorbankan 3 hari kerja,
untuk 1 yard pakaian yang kalau diproduksiinya sendiri memerlukan waktu 4 hari
kerja.
Inggris juga akan
bergantung dari pertukaran. Dengan spesialisasi pada produksi pakaian dan
ditukar dengan anggur maka untuk memperoleh 1 botol anggur hanya dikorbankan 5
hari kerja yang kalau diproduksinya sendiri memerlukan waktu 6 hari kerja.
Dengan demikian
prinsip comparative cost Ricardo dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jika a1 dan b1 adalah
unit labor cost untuk produksi barang A dan B di Negara I, dan a2 dan b2 adalah
unit labor cost di Negara II, maka Negara I akan mengekspor barang A dan impor
barang B jika :
a1 / b1 < a2 / b2
atau a1 / b1 < b1 / b2
Artinya sebelum
berdagang barang A relative lebih murah di Negara I dan barang B lebih murah di
Negara II.
Pada dasarnya teori
comparative cost dan comparative advantage itu sama, hanya kalau pada teori :
-
Comparative advantage untuk sejumlah tertentu tenaga kerja
di masing-masing Negara outputnya berbeda.
-
Sedangkan comparative cost, untuk sejumlah output tertentu,
waktu yang dibutuhkan berbeda antara satu Negara dengan Negara lain.
d. Kelemahan
Teori Klasik
Teori klasik
menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan internasional itu timbul karena
adanya comparative advantage yang berbeda antara dua Negara. Teori nilai tenaga
kerja menjelaskan mengapa terdapat perbedaan dalam comparative advantage itu
karena adanya perbedaan di dalam fungsi produksii antara dua Negara atau lebih.
Jika fungsii produksinya sama, maka kebutuhan tenaga kerja juga akan sama nilai
produksinya sama sehingga tidak akan terjadi perdagangan internasional. Oleh
karena itu syarat timbulnya perdaganngan internasional adalah perbedaan fungsi
produksi di antara dua Negara tersebut. Namun teori klasik tidak dapat menjelaskan
mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua Negara. Teori modern,
milaii dengan anggapan bahwa fungsi produksi itu sama dan menjelaskan faktor
penyebab terjadinya perbedaan dalam comparative advantage adalah proporsi
pemilikan daktor produksi. Teori ini kemudian dikenal dengan faktor proportions
theory oleh Hecksher dan Ohlin (Nopirin, 1997:19-20).
2.3
Studi Empirik Teori Perdagangan Internasional
Beberapa studi untuk
melakukan test terhadap teori perdagangan khususnya teori Ricardo dan Hecksher-Ohlin
hasilnya sangat bervariasi ada yang mendukung tetapi ada pula yang tidak
sejalan dengaan teori/hipotesa.
Hipotesa kedua teori
tersebut menyangkut tentang komposisi/stuktur barang yang diperdagangkan serta
pemilikan sumber daya (factor endowment). Menurut model Ricardo komposisi
barang ekspor atau impor dari satu Negara ditentukan oleh produktivitas tenaga
kerja pada masing-masing industry. Suatu Negara akan mengekspor barang dimana
produktivitas tenaga kerja pada produksi barang tersebut paling tinggi dan
mengimpor barang yang produktivitas tenaga kerjanya paling rendah. Model
Hecksher-Ohlin menyatakan bahwa komposisi barang ekspor atau impor ditentukan
oleh perbandingan pemilikan faktor produksi tenaga kerja dan modal
masing-masing Negara dan intensitas penggunaan faktor produksi pada setiap
barang. Suatu Negara yang memiliki faktor produksi modal dalam jumlah yang
relative melimpah cenderung mengekspor barang yang padat modal dan sebaliknya
Negara yang relative memiliki faktor produksi tenaga kerja melimpah akan
mengekspor barang yang padat tenaga kerja (labor intensive).
Test empirik pertama
model Ricardo dilakukan oleh Mac Dougall tahun1951. Data yang dipergunakan
adalah outpur pertenagakerja dan rasio ekspor Amerika-Inggris. Dengan analisis
statistic diperoleh hubungan positif antara kedua variabel tersebut.
Gambar 1.1
Produktivitas tenaga kerja dan
kemanfaatan relative (comparative advantage)
Dari gambar diatas
nampak terdapat hubungan positif antara rasio produktivitas tenaga kerja dengan
rasio ekspor. Kesimpulannya bahwa hipotesa Ricardo tentang prinsip Comparative
Advantage di dukung oleh data empirik.
Studi empirik model
Hecksher-Ohlin menunjukkan hasil yang lebih bervariasi, sebagaian mendukung
sebagaian tidak. Mac Dougall dengan menggunakan data yang sama dengan yang
dipergunakan untuk melakukan test model Ricardo hhanya ditambah dengan data
rasio modal dan tenaga untuk masing-masing industri di Amerika-Inggris. Sebagai
alat pengukur besarnya modal dipergunakan data penggunaan energy. Hasilnya,
tidak terdapat hubungan yang sisrematis antara rasio penggunaan energy per
tenaga kerja dengan rasio ekspor Amerika-Inggris sehingga hipotesa
Hecsher-Ohlin ditolak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori perdagangan internasional
dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu
dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa.
Adapun beberapa teori menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional,
salah satunya adalah teori klasik. Teori klasik ini menjelaskan tentang teori
dari pemikiran beberapa tokoh, yang pertama yaitu Adam Smith yang menerangkan
bagaimana perdagangan internasional dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Pemikiran kedua yaitu David Ricardo yang menerangkan bahwa perdagangan antar
Negara akan timbul apabila masing-masing Negara memiliki comparative cost yang
terkecil. Dan pemikiran John Stuart Mill yang menyatakan bahwa nilai suatu
barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi
barang tersebut, semakin banyak tenaga yang dicurahkan untuk memproduksi suatu
barang, makin mahal barang tersebut.
Daftar
Pustaka
Halwani, H. (2002). Ekonomi
Internasional dan Globalisasi ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jurnal Ekonomi Islam. Korelasi Antara
Perdagangan Internasional, Pertumbuhan Ekonomi, dan Perkembangan Industri
Keuangan Syariah di Indonesia. Tulisan ini telah dimuat pada Jurnal Tazkia
Islamic Finance and Business Review, STEI Tazkia, Vol 4, No 1, Juli
2009)
Nopirin.
(1997). Ekonomi Internasional . Yogyakarta: BPFE.
Sobri. (2000). Ekonomi Internasional:
Teori Masalah dan Kebijaksanaannya. Yogyakarta: BPFE-UI.
Tambunan, T. (2004). Globalisasi dan
Perdagangan Internasional. Bogor: Ghalia Indonesia.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.