MONETER JUMLAH UANG YANG BEREDAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “JUMLAH
UANG BEREDAR” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas
kuliah Ekonomi Moneter
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan
kekurangan. Karena itu penulis mohon saran dan kritik dari para pembaca demi
sempurnanya penyusunan makalah. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
para pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga,09 September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Definisi uang yang beredar telah
mengalami evolusi dalam waktu yang sangat panjang.Pada awalnya yang dimaksud
dengan uang beredar adalah uang yang dikeluarkandan diedarkan oleh otoritas
moneter yaitu uang kartal saja (Dr.M.Natsir, 2014, hal. 29) . Jumlah uang beredar yang ada di tangan masyarakat harus
berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif
terhadap perekonomian, namun perkembanganyang terlalu meningkat tajam akan
dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Oleh karena itu, jumlah uang beredar
harus dapat dikendalikan sesuai dengan kapasitas perekonomian suatu negara,
yaitu diupayakan agar jumlah uang yang beredar tidak terlalu banyak, dan juga
tidak terlalu sedikit.Pengendalian jumlah uang beredar perlu dilakukan oleh
Bank Sentral sebagai otoritas moneter dengan kebijakan-kebijakannya dalam
mengendalikan jumlah uang beredar. Pada kenyatannya peredaran jumlah uang
dipengaruhi oleh aktivitas pasar, dimana Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan
masyarakat saling berinteraksi dalam menetapkan jumlah uang yang beredar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan jumlah uang bereda?
2. Apa
saja jenis uang beredar ?
3. Bagaimana
mekanisme penciptaan uang ?
4. Bagaimana
Pendekatan perhitungan jumlah uang yang beredar?
5. Apa
saja faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu
jumalah uang berdar.
2. Untuk
mengetahui apa saja jenis uang beredar.
3. Untuk
mengetahui bagaimana mekanisme penciptaan uang.
4. Untuk
mengetahui bagaimana pendekatan perhitungan jumlah uang yang beredar.
5. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi
jumlah uang beredar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang
Sebelum sampai pada penjelasan
mengenai definisi atau pengertian jumlah uang yang beredar(money supply)
maka terlebih dahulu perlu dipahami penggunaan uang dalam praktik kehidupan
sehari-hari (Dr.M.Natsir, 2014, hal. 27) . Masyarakat pada
umumnya mengenal uang tunai yang terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang
tunai adalah uang yang ada ditangan masyarakat dan siap dibelanjakan setiap
saat, khususnya untuk pembayaran-pembayaran yang tidak terlalu besar. Uang
tunai sering disebut uang kartal. Untuk alasan itu maka pembayaran tunai dapat
pula dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk dapat melakukan pembayaran dengan
cek, maka seseorang terlebih dahulu harus mempunyai simpanan dalam bentuk giro
di suatu bank umum.
Otoritas Moneter (bank sentral) dan bank umum adalah lembaga
yang dapat menciptakan uang .Bank sentral mengeluarakan dan mengedarkan uang
kartal, sedangkan
bank umum mengeluarkan dan mengedarkan uang giral kan uang kuasi. Kedua lembaga ini
termasuk dalam sistem moneter karena kedua lembaga ini mempunyai fungsi moneter
yaitu menciptakan uang. Oleh
karena sistem moneter mengeluarkan dan mengedarkan uang maka sistem moneter
memiliki kewajiban kepada sektor swasta domestik atau penduduk.
Berdasarkan panjelasan diatas uang beredar didefinisikan sebagai kewajiban sistem
moneter terhadap sektor swasta domestik[1]
B.
JENIS-JENIS UANG BEREDAR
a. Uang
Beredar Dalam Arti Sempit (M1)
M1 didefinisikan sebagai
kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang
kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam yang
beredar dan berlaku dimasyarakat (Dr.M.Natsir, 2014, hal. 31) .
Sementara itu uang giral merupakan
simpanan milik sektor swasta domestik di Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang
setiap saat dapat ditarik untuk ditukarkan dengan uang kartal. Uamg giral
terdiri dari: rekening giro, kiriman uang (transfer) yang belum diambil, deposito
berjangka yang sudah jatuh tempo dalam rupiah yang semuanya dimiliki oleh
penduduk serta disimpan dalam lembaga
keuangan
(Dr.M.Natsir, 2014, hal. 31) .
M1
= uang kartal + uang giral
b. Uang
Beredar Dalam Arti Luas (M2)
M2 didefinisikan sebagai
kewajiban moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal
(C), uang giral (D) dan uang kuasi (T). Dengan kata lain :
M2
= M1 + uang kuasi (T)
Dari uraian diatas dapat dikatakan
bahwa jumlah uang yang beredar mencakup semua mata uang kertas dan uang logam
yang beredar dimasyarakat diluar peti simpanan (kas) lembaga-lembaga keuangan
dan pemerintah dan rekening giro pada lembaga deposit (bank umum) yang dimiliki
perorangan dan perusahaan. Secara teoritis dan empiris asda beberapa faktor
yang mempengaruhi fluktuai jumlah uang yang beredar ,antara lian adalah peran
yang dimainkan oleh bnag sentral karena lembaga ini yang bertanggung jawab atas
perilaku jumlah uang beredar dalam jangka panjang. Faktor yang lainnya dalah
yang primer dan penggandaan Uang. [2]
C.
MEKANISME PENCIPTAAN UANG
Ada tiga pelaku utama proses penciptaan
uang,yaitu: (1) otoritas moneter, (2) bank umum ,(3) masyarakat atau sektor
swasta domestik. Ketika
pelaku tersebut berinteraksi antara satu dengan yang lain sedemikian rupa
sehingga menyediakan (penawaran) uang oleh otoritas moneter dan bank sesuai
dengan sesuai kebutuhan (permintaan) masyarakat akan uang tersebut (Dr.M.Natsir,
2014, hal. 32) .
Otoritas moneter menciptakan uang kartal
,sementara bang umum mncipakan uang giral dan uang kuasai sedangkan masyarakat
akan menggunakan uang yang diciptaka oleh otoritas moneter dan bank umum untuk
melaksanakan kegiatan ekonomi.
Neraca
Otoritas Moneter
AKTIVA
|
PASIVA
|
Aktiva Luar Negeri
(ALN)
Surat Berharga
Pemerintah (SBP)
Pinjaman/Tagian Pada
Bank Umum/Swasta (PBU)
Aktiva Lainnya (AKL)
|
Uang Kartal Yang
Ada Masyarakat (C)
Cadangan Bank Umum di
Bank Sentral (RS)
Pasiva Luar Negeri
(PLN)
Deposito
Pemerintahan(DP)
Pasiva Lainnya (PL)
|
Dari
neraca diatas dapatlah disusun satu persamaan berikut:
(ALN-PLN)+(SBP-DP)+PBU+(AKL-PL)=C+RS,
Artinya:
aktiva
luar negeri bersih + rekening (tagihan) bersih pemerintah + tagihan pada
perusahaan + aktiva bersih lainnya =uang inti[3]
MO
= Currency (C) + Reserve (R)
Keterangan:
MO = Uang Primer C= Uang Kartal R
=cadangan
Di Indonesia,uang primer
didefinisikan sebagai kewajiban otoritas moneter (Bank Indonesia) terhadap
sektor swasta domestik dan bank umum ,berupa uang kertas dan uang logam yang
berada di luar bank Indonesia serta simpanan giro bank umum di bang Indonesia.
Uang primer di indonesia dapat
didefinisikan sebagai:
·
Uang Tunai ( uang
kartal )yang dipegang,baik oleh masyarakat maupun bank umum ,ditambah dengan
·
Saldo rekening giro
atau cadangan milik bank umum dan masyarakat di bank indonesia.
Dari uraian di atas,uang beredar
dikelompokkan menjadi tiga komponen yaitu uang Primer (MO),Uang
dalam arti sempit (M1) dan uang dalam arti luas (M2).

![]() |
![]() |
![]() |
|
M2
|
M1
|
M0
|
|
Uang Kuasai
|
Uang Giral
|
Uang kartal di masyarakat
Giro masyarakat di BI
|
(giro bank di BI +Uang Kartal Di Bank
|
|
|
|
|
Definisi
uang primer adalah kewajiban moneter bank sentral berupa uang kartal yang
berada di luar Bank Indonesia yang dimiliki oleh bank umum dan sektor swasta
serta simpanan giro bank umum dan sektor swasta domestik (penduduk) pada Bank
Indonesia.Dari definisi tersebut dapat di katakan bahwa uang primer terdiri
dari uang uang kartal (C) dan simpanan
giro milik sektor swasta domestik serta alat-alat likuid yang dimiliki oleh
BPUG berupa kas BPUG dan simpanan giro BPUG di bank sentarl atau disebut juga sebagai
cadangan (reserves)[4].
Pengaruh sektor
pemerintah terhadap jumlah uang beredar melalui pelaksanaan anggaran belajar,
karena pasar uang/modal di negara berkembang belum maju, maka pinjaman
pemerintah akan mempengaruhi jumlah uanh yang beredar, meningkatkan tidak
mungkinnya pemerintah menjual surat utang kepada masyarakat. Pemerintah pinjam
uang dari bank sentral secara akuntansi pinjaman pemerintah ini muncul sebagai
deposito pemerintah pada sisi pasiva neraca bank sentral dan pada pemerintah[5].
Bank umum memiliki kedududkan yang
khusus dalam sistem moneter karena ia memiliki kemampuan untuk menciptakan uang
dalam bentuk uang giral dan uang kuasi (Dr.M.Natsir, 2014, hal. 38) .
Solikin
dan suseno (2002) mengatakan bahwa penciptaan uang giral dan uang kuasai dapat
melalui beberapa cara antara lain
1. Proses
substitusi
Melalui proses ini
seseorang dapat menyetorkan uang kartal ke bank umum untuk di masukkan ke dalam
simpanan giro,simpanan tabungan dan atau sebagai deposito.
2. Proses
Trasformasi
Melalui proses ini bank
umum dapat membeli surat-surat berharga dan kemudian membukukan surat-surat
yang dia beli kedalam giro atas nama yang bersangkutan atau membukukan ke dalam
simpanan tabungan atau deposito.
3. Proses
Pemberian Kredit
Melalui proses ini bank-bank
umum dapat memberikan kredit kepada nasabahnya dan membukukan kredit tersebut
ke rekening giro atas nama debitur yang menerima kedit tersebut.
Dalam sistem moneter ,uang giral
diciptakan oleh Bank-Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) .BPUG adalah bank-bank
yang diperbolehkan mengeluarkan rekening giro dan melakukan transaksi kliring.
Melalui kegiatan tersebut setiap bank menerima deposito dan menyalurkan
deposito tersebut dalam bentuk pinjaman (kredit) kepada masyarakat.Pemberian
pinjaman itulah yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar.penciptaan uang
giral akan menyebabkan Jumlah Uang Beredar akan bertambah lebih banyak
dibanding dengan tambahan deposito itu sendiri[6].
D.
PENDEKATAN PERHITUNGAN JUMLAH UANG
YANG BEREDAR
Ada dua pendekatan yang digunakan (approach)
yang digunakan untuk menghitung jumlah uang yang bredar,yakni:
a. Pendekatan
Transaksi (transactional approach)
Dalam pendekatan ini yang hitung
adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi (M1).Uang beredar
dalam arti sempit (M1) didefinisikan
sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
terdiri dari uang kartal dan uang giral.
b. Pendekatan
Liquiditas (liquidty approach)
|
Dalam pendekatan ini jumlah uang
didefinisikan sebagai numlah uang yang dibutuhkan untuk keperluan transaksi
ditambah uang kuasi (quasy money)
M2
=M1 + Uang Kuasi
M2 didefinisikan sebagai
kewajiban moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri dari uang kartal
(C), uang giral (D) dan uang kuasi (T).
Perkeembangan
uang beredar dalam arti luas (M2) selama periode 2003-2011 mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan uang dalam arti sempit (M1)
sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi pertumbuhan M2.sementara itu,
uang kuasi sebagai salah komponen M2 memegang perananan penting dalam
perkembahan M2.tanpak bahwa perkembangan uang kuasi melebihi perkembangan
M1.sementara itu, peran surat berharga selain salam tidak siknifikan terhadap
M2. Dari tabel terlihat M1 dan M2 mengalami pengingkatan yang siknifikan.
Peningkatan terbesar dari M2 adalah peningkatan uang kuasi yang berperan lebih
dari 50% dari komponen M2 (Kuncoro,2013:131).
Tahun
|
Uang
kartal
|
Uang
giral
|
M1
|
Uang
Kuasi
|
Surat
berharga selain saham
|
M2
|
2003
|
94.333
|
119.451
|
213.784
|
728.788
|
1.974
|
944.366
|
2004
|
109.028
|
136.918
|
245.946
|
785.261
|
2,67
|
1.033.877
|
2005
|
123.991
|
147.149
|
271.140
|
929.343
|
2,28
|
1.202.762
|
2006
|
150.654
|
196.359
|
347.013
|
1.032.865
|
2,615
|
1.382.439
|
2007
|
182.967
|
167.089
|
450.055
|
1.196.119
|
3,487
|
1.649.662
|
2008
|
209.747
|
247.040
|
456.787
|
1.435.772
|
3,279
|
1.895.839
|
2009
|
226.006
|
289.818
|
515.824
|
1.622.055
|
3,504
|
2.141.384
|
2010
|
260.227
|
345.184
|
605.411
|
1.856.720
|
9,075
|
2.471.206
|
2011
|
307.760
|
415.231
|
722.991
|
2.139.840
|
14,388
|
2.887.220
|
Tabel.Uang
beredar di indonesia tahun 2003-2011(miliar Rp)
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JUMLAH UANG BEREDAR
(Dr.M.Natsir, 2014, hal. 46) Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar dapat dikelompokkan menjadi dua (Sholikin dan
Suseno, 2002) yaitu:
a. Faktor-faktor
yang mempengaruhi angka penggandaan uang
Faktor-faktor ini
adalah faktor yang mempengaruhi determinan uang primer (C,T dan R) yaitu biaya
penggunaan uang giral ,kenyamanan,dan keamana,biaya relatif (suku
bunga),pendapatan masyarakat,kemajuan layanan perbankan,ketentuan otoritas
moneter dan keperluan bank akan liquiditas jangka pendek.
b. Faktor-faktor
yang mempengaruhi
uang primer
Faktor-faktor yang
berkaitan dengan perubahan transksi keuangan oleh masyarakat yang tercermin
dalam pos-pos Neraca Otoritas Moneter,baik disisi penggunaan uang primer (uang
kartal dan saldo giro/cadangan bank umum di bank sentral) maupun yang
mempengaruhi uang primer (ALNB,ADNB,dan ALB)
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar antara lain tingkat pendapatan
masyarakat, suku
bunga, kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan otoritas moneter ,dan faktor-faktor lain
yang mencerminkan kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi sutu negara (solikin dan suseno,2002)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.
Uang beredar dalam arti sempit adalah
seluruh uang kartal dan uang giral yang ada di tangan masyarakat. Sedangkan
dalam arti luas, uang beredar merupakan penjumlahan dari M1 (uang beredar dalam
arti sempit) dengan uang kuasi.
2.
Dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah uang beredar antara lain:
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan otoritas moneter, pendapatan
masyarakat, suku bunga, dan faktor-faktor lain yang mencerminkan kekuatan
struktur dan pengembangan ekonomi suatu negara.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah uang beredar yaitu Keadaan neraca pembayaran (surplus
atau defisit), Keadaan APBN (surplus atau defisit), Perubahan kredit langsung
Bank Indonesia dan Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia.
B.
Saran
Bank Indonesia harus
mampu mengendalikan jumlah uang beredar dengan sebaik-baiknya dalam hal
pengendalian jumlah uang beredar Bank Indonesia juga tidak perlu terlalu
intervensi agar tidak mempersulit atau menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi
terkendala dan lesu.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr.M.Natsir, S.
(2014). EKONOMI MONETER & Kebanksentralan. jakarta: mitra wacana
media.
NOPIRIN, P.
(1992). EKONOMI MONETER BUKU 1 EDISI KEEMPAT. YOGYAKARTA:
BPFE-YOGYAKARTA.
Boediono, Ekonomi Moneter: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu
Ekonomi No.5, Ed.3, Cet.8, (Yogyakarta: Bpfe Yogyakarta, 2016)
[1] Dr .M,Natsir,S.E.,M.SI , Ekonomi Moneter & kebanksentralan,Mitra
Wacana Media,Kendari,2014,hlm.28
[2] Dr .M,Natsir,S.E.,M.SI , Ekonomi Moneter & kebanksentralan,Mitra
Wacana Media,Kendari,2014,hlm.31
[3] Nophirin,Ph.D ,Ekonomi Moneter edisi 4,BPFE
Yogyakarta,Yogyakarta,1992,hlm.171
[4] Dr .M,Natsir,S.E.,M.SI , Ekonomi Moneter & kebanksentralan,Mitra
Wacana Media,Kendari,2014,hlm.33
[5] Boediono, Ekonomi
Moneter: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5, Ed.3, Cet.8,
(Yogyakarta: Bpfe Yogyakarta, 2016), hlm.141
[6] Dr .M,Natsir,S.E.,M.SI , Ekonomi Moneter & kebanksentralan,Mitra
Wacana Media,Kendari,2014,hlm.38
Komentar
Posting Komentar