KEDUDUKAN NIAT DALAM IBADAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Niat sangatlah
penting dalam kehidupan. Apalagi dalam melakukn niat dalam beribadah. Ibadah
merupakan unsur mutlak dalam agama. Rasulullah juga bersabda di dalam hadist
bahwasanya segala amal perbuatan bergantung pada niat.
Jika dikaitkan dengan ajaran islam , ajaran tersebut
memang tepat dan benar, mengingat dalam islam niat menjadi hal utama dari apa
yang dilakukan pada saat ingin beribadah.
Niat juga mengandung makna keikhlasan terhadap apa
yang kita kerjakan. Maka pada intinya setiap niat yang baik pasti juga
menghasilkan perbuatan yang baik dan sebaliknya jika melakukan perbuatan yang
buruk maka akan menghasilkan perbatan yang keji.
Betapa pentingnya niat dalam segala tindakan,
dibawah ini akan dibahas tentang niat dan kedudukan niat dalam ibadah, sehingga
akan bermanfaat materi ini pada saat kita ingin melaksanaan niat dalam
beribadah yang kita kerjakan.
B.
RUMUSAN MALASAH
1. Apa
yang dimaksud niat dalam ibadah?
2. Apa
fungsi niat dalam ibadah?
3. Apa
keutamaan niat dalam ibadah?
4. Apa
hikmah niat dalam ibadah?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui apa
arti niat dalam ibadah.
2.
Untuk mengetahui fungsi
niat dalam ibadah.
3.
Untuk mengetahui
keutamaan niat dalam ibadah.
4.
Untuk mengetahui hikmah
niat dalam ibadah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
IBADAH
Beribadah merupakan unsur mutlak dalam agama. Agama yang intinya
adalah kenyakinan tentang adanya zat yang berkuasa diatas alam raya, dan
kerinduan manusia untuk mengagungkan dan berhubungan dengan-Nya, melahirkan
berbagai macam cara pengabdian, pemujaan, dan ibadah.(Sidik Tono, M. Sunarno,
Imam Mujiono, Agus Triyanto, 1998:1)
Kata “Ibadah” menurut bahasa berarti “taat”, tunduk merendahkan
diri dan menghambakan diri” (Basyir,984:12). Adapun kata “Ibadah” menurut
istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-sepenuhnya untuk mencapai
keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat” ( Ash-Shiddiqy, 1954:4).
(Sidik Tono, M. Sunarno, Imam Mujiono, Agus Triyanto, 1998:2)
B.
NIAT DALAM IBADAH
1.
Pengertian Niat
اَلنِّيَةُ شَرْطٌ لِسَائِرِ الْعَمَلِ فِيْهَا الصَّلاَحُ وَالْفَسَادُ لِلْعَمَلِ
“Niat
adalah syarat bagi seluruh amalan, pada niatlah benar atau rusaknya amalan”.
Pengertian niat dalam
ibadah menurut bahasa adalah maksud dan keinginan hati untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut syariat adalah keinginan hati untuk menjalankan ibadah baik
yang wajib atau yang sunnah dan keinginana akan sesuatu seketika itu atau untuk
waktu yang akan datang.
2. Niat
memiliki dua makna:
a. Tamyliz
(pembeda)
Pembeda
antara ibadah yang satu dengan yang lainnya,misalnya antara shalat fardhu
dengan shalat sunnah. Sedangkan pembeda antara kebiasaan dengan ibadah,
misalnya mandi untuk untuk mendinginkan badan dengan mandi karena jinabat.
b. Qasd
(meniatkan suatu amalan karena apa atau karena siapa).
Yaitu
apakah suatu amal ditunjukkan karena mengharap ridha allah ta’ala saja atau
karena lainnya.
Pendapat para
ulama:
1) Menurut
imam bukhari,setiap ibadah yang tidak diniatkan karena mengharap wajahallah
adalah sia-sia, tidak ada hasil sama sekali baik di dunia maupun di akhirat.
2) Menurut
imam Baihaqi, karena tindakan seorang hamba itu terjadi dengan hati, lisan dan
anggota badannya, dan niat yang tempatnya di hati adalah salah satu dari hal
tersebut dan hal yang paling utama.
C. KEUTAMAAN
NIAT DALAM IBADAH
Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata:”yaitu mereka meniatkan seluruh amal
ibadahnya,baik itu amalan dzahir maupun batin.hanya untuk mengharap ridha allah
ta’ala dan memohon kedudukan yang tinggi di sisinya.”(lihat Taisir Al-‘Karim
Ar-Rahman,,cetakan Ad-Dar Al-‘Alamiyyah,halaman 1187.)
Maka
dapat disimpulkan bahwa keutamaan niat dalam ibadah yaitu menghadirkan niat
dalam setiap amal ibadah yang kita lakukan tidak akan ada harganya tanpa ada
niatnya,dan tentu bahwa niat yang benar adalah niat yang semata-mata hanya
karena allah ta’ala. (Jusuf Kurnia,2008:77)
D.
FUNGSI
NIAT DALAM IBADAH
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ
اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا
وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan perumpamaan orang-orang
yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan dan untuk ketaguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak didaratan tinggi yang disiramkan
oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika
hujan-hujan lebat tidak menyirami, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu perbuat.”(Al-Baqarah:265)
Niat pada dasarnya adalah penentuan orang, sehingga sasaran yang
dituju dan sebagai pembeda antara suatu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya.
Niat itu berada didalam hati (qalbu). Orang lain tidak ada yang tahu, kecuali
orang yang bersangkutan dan yang pasti tahu adalah Allah SWT. Oleh karena itu,
niatpun harus ikhlas dan mengharapkan ridha Allah. Supaya amal yang kita
lakukan tidak sia-sia.(M. Ali Hasan,2003:10)
Kita dapat merasakan, bahwa niat yang kita tanamkan dalam hati
kita, sering mendapat godaan dari setan dan manusia, supaya niat itu berubah
menjadi tidak ikhlas dan tidak mendapatkan ridha Allah SWT. .(M. Ali
Hasan,2003:11)
Untuk meluruskan niat, memang perlu dengan latihan-latihan dan
sudah barang tentu didukung oleh pengetahuan agama yang memadai, sehingga kita
ketahui, mana yang kita boleh lakukan dan mana yang tidak boleh kita lakukan.
.(M. Ali Hasan,2003:13)
Niat orang yang ikhlas dan mengharapkan ridha Allah SWT, membuahkan
hasil yang melegakan hati. Niat orang yang mengerjakan sesuatu untuk
mendapatkan pujian atau sanjungan dari manusia dan orang-orang yang
membangkit-bangkit jasa kepada orang lain, maka apa yang dikerjakannya tidak
mendapatkan apa-apa. Alangkah ruginya orang yang berniat salah, harta hilang
percuma, tetapi pahala juga tidak didapat. .(M. Ali Hasan,2003:14)
E. HIKMAH
NIAT DALAM IBADAH
1. Untuk
menjadikan kita selalu memelihara diri agar tidak berpaling sedikitpun dari Allah,yang
mungkin akan mendatangkan kemusyrikan.hal ini jika dipahami bahwa kita
tidakmempunyai jalan lain,selain salat, ibadah, hidup, dan mati kita
semata-mata karena allah swt
2. Menguatkan
hati dan tekad bahwa ibadah kita semata-mata untuk allah sebagai upaya
terus-menerus menjadi muslim.
3. Niat
menjadikan sah atau diterimanya amal ibadah kita oleh Allah SWT Rasullah SAW
bersabda: ”Sungguh amalan-amalan itu diterima hanyalah dengan niat.dan
sesungguhnya seseorang hanya akan memiliki imbalan dari apa yang
diniatkan”(HR.Bukhari Muslim).(Jusuf Kurnia,2008:77)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Pengertian niat dalam ibadah
menurut bahasa adalah maksud dan keinginan hati untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut syariat adalah keinginan hati untuk menjalankan ibadah baik
yang wajib atau yang sunnah dan keinginana akan sesuatu seketika itu atau untuk
waktu yang akan datang.
2. keutamaan
niat dalam ibadah yaitu menghadirkan niat dalam setiap amal ibadah yang kita
lakukan tidak akan ada harganya tanpa ada niatnya,dan tentu bahwa niat yang
benar adalah niat yang semata-mata hanya karena allah ta’ala.
3. Fungsi niat harus ikhlas dan mengharapkan ridha Allah. Supaya amal
yang kita lakukan tidak sia-sia dan untuk meluruskan niat dalam beribadah.
4.
Hikmah
niat Untuk menjadikan kita selalu memelihara diri agar tidak
berpaling sedikitpun dari Allah, yang mungkin akan mendatangkan kemusyrikan, Menguatkan
hati dan tekad dan niat menjadikan sah atau diterimanya amal ibadah.
B.
SARAN
Semoga dengan ada makalah yang bertemakan tentang kedudukan niat
dalam beribadah ini agar bisa dijadikan referensi dan acuan dalam beribadah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasan, M
Ali. 2003. Mengamalkan Sunnah Rasulullah. Jakarta: Prenada media
1.
Kurnia,
Jusuf. 2008. Quantum ibadah. Solo: Tiga Serangkai
2.
Tono,
sidik, M. Sularno, dkk. 1998. Ibadah dan akhlak dalam islam. Yogyakarta:
UII press indonesia
Komentar
Posting Komentar