MAKALAH HADIST ANJURAN UNTUK BEKERJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui Rasulullah SAW. Sebagai agama Allah ,islam telah begitu sempurna dalam mengatur segala urusan manusia. Maka pantaslah bahwa tidak satu pun agama yang dapat menandingi kedudukan agama islam.

Islam menjadi sebuah jalan hidup (way of life). Agama Islam tidak hanya berbicara tentang moralitas akhlaq, tetapi juga semua aspek kehidupan mulai dari urusan ke kamar mandi hingga hukum kenegaraan. islam memiliki banyak konsep didalamnya yang dapat kita cari tahu makna serta ajarannya. Salah satunya ialah bekerja. Hidup seseorang menjadi lebih baik jika setiap orang mau bekerja. Bekerja untuk kepentingan individu, kepentingan sosial, kepentingan keberlangsungan negara, bahkan yang lebih luas lagi yakni kepentingan dakwah.

Al qur’an adalah dasar Tasyri’ islam (hukumislam) yang pertama. Sedangkan as sunnah merupakan dasar tasyri’ islam yang kedua. Keduanya merupakan sumber ajaran islam. Hadis/sunnah menempati posisi yang penting dalam kehidupan umat islam. Sebab didalamnya terdapat aturan-aturan yang tidak terdapat dalam Al qur’an, karena Al qur’an masih bersifat global, maka penjelas dari al qur’an itu adalah al hadis. Itulah mengapa kami mengambil hadis sebagai rujukan hokum tentang anjuran dan perintah bekerja atau mencari nafkah. Serta hadis sebagai media untuk mencari tahu lebih dalam hukum perintah mencari nafkah yang sesuai dengan ajaran agama kita. [1]




B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana bekerja dilihat dari perspektif islam?
2.      Hadis apa saja yang menganjurkan tentang bekerja atau mencari nafkah?
3.      Apakah ada hadis lain yang berkorelasi dengan hadis yang menganjurkan untuk bekerja?




C.     TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui hadis-hadis yang berkaitan dengan anjuran bekerja atau mencari nafkah. Sekaligus mengetahui bagaimana penjelasannya berdasarkan kitab-kitab hadis yang ada. Juga untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada setiap muslim agar senantiasa semangat dalam mencari rizqi Allah SWT dimuka bumi ini yang tentunyadengankonsepkonsep yang sesuai syariat islam.

D.    METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami melakukan studi kepustaakaan (library research) dengan merujuk kepada sumber kitab-kitab hadis. Untuk mengkaji hadis-hadis tersebut, kami menggunakan alat berupa kitab-kitab; Syaarah Mukhtarul Ahaadits, Mutiara Riyadhush Shalihin,terjemahan Shahih Bukhari.






BAB II
HADITS TENTANG ANJURAN UNTUK BEKERJA

A.    BEKERJA DILIHAT DARI PERSPEKTIF ISLAM
Usaha atau bekerja secara etimologi artinya adalah kegiatan atau pekerjaan dalam bentuk umum. Secara terminologis sering di gunakan untuk semua jenis pekerjaan manusia dan aktivitasnya. Sedangkan berusaha menurut muamalah adalah “al kasbu” yang berasal dari bahasa arab yang berarti bekerja atau berusaha.
Bekerja adalah sebuah citra diri. Dengan bekerja, seseorang dapat membangun kepercayaan dirinya. Seorang yang bekerja tentu akan berbeda dengan yang tidak bekerja sama sekali, dalam masalah pencitraan dirinya. Bahkan dengan bekerja, seseorang akan merasa terhormat dihadapan orang lain. Karena, dengan hasil tangannya sendiri, mereka mampu bertahan hidup.
Salah satu perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam adalah bekerja. Rasulullah saw memberikan pelajaranmenarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia.
Begitu banyak kalam Allah SWT dan hadis rasulullah yang secara khusus memberikan motivasi dan perintah untuk bekerja, diantara kalam Allah swt adalah:
“dan katakanlah : ’bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan’. (QS.AT TAUBAH:105)
“apabila telah ditunaikan shalat , maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS AL-JUMU’AH : 10)
“dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”(QS AN NABA : 11)
      Selain itu, bekerja merupakan wujud pemenuhan perintah Allah SWT. Ia memerintahkan hambaNya untuk memakmurkan bumi. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia juga diperintahkan untuk mengelola seluruh potensi alam raya ini demi kemakmuran manusia dan dalam lingkup beribadah kepada Allah SWT. Bekerja di dunia merupakan salah satu jembatan menuju akhirat. Yaitu, bekerja bukan semata-mata mencari penghidupan dunia. Cara kita bekerja, akan menentukan, apakah kita akan mendapat kebahagiaan di akhirat atau tidak? Maka setiap langkah kerja kita pun akan dimintai pertanggung jawabannya.
            Dalam kerja ada keberkahan, seperti kisah yang dialami Ali bin Abi Thalib. Suatu pagi, ali bin abi thalib meniggalkan madinah untuk mencari pekerjaan demi menghidupi anak-anaknya. Ia menemui seorang perempuan yang sedang mencari pekerja untuk mengusung air dari sebuah sumur sebuah lubang tanah. Ali bin abi thalib bekerja pada perempuan itu. Setiap bejana air yang dipindahkan, ia memperoleh upah satu kurma. Dari pekerjaan tersebut, ali mendapatkan 20 kurma. Ia pun membawa pulang upahnya. Rasulullah saw menyambut kedatangannya seraya menanyakan apa yang dibawanya. Ali menjawab, ”ini adalah kurma-kurma yang kuperoleh sebagai upah kerja. Aku bekerja hingga kedua tanganku memar karena menimba air dari sumur dengan tali rami kering.” Rasulullah saw mengusap kedua tangan ali, menepuknya, mengusapkan kewajahnya sembari berkata, ”itulah tangan yang diberkahi Allah.” Demikianlah, bahwa dalam setiap usaha yang dilakukan dengan cara halal untuk menafkahi anak istri akan menjadikan hidup penuh berkah dari allahswt.[2]



B.     HADIS-HADIS YANG MENGANJURKAN TENTANG BEKERJA

Selain sebagai satu kewajiban, Islam juga memberikan penghargaan yang sangat mulia bagi para pemeluknya yang dengan ikhlas bekerja mengharapkan keridhaan Allah SWT. Penghargaan tersebut adalahsebagaimanadalamriwayat-riwayat haditsberikut :

1.       Dengan bekerja, akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT
مَنْ أَمْسَى كَالاًّ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ رواه الطبراني
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari tersebut." (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath VII/ 289)
Hadis tersebut mengandung kalimah “Kallan” yang berarti kelelahan akibat bekerja berat. Tiada seorang muslim pun yang bila melakukan kerja berat lalu mengalami kelelahan, melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Yang dimaksud dengan bekerja dalam hadis ini adalah dalam rangka mencari penghidupan untuk mencukupi diri dan keluarganya atau orang-orang yang berada dalam tanggungannya.[3]

2.      Mendapatkan cinta Allah SWT karena bekerja
إِنَّ اللهَ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ
رواه الطبراني
Dari Ibnu Umar rabersabda, 'Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu'min yang bekerja denga ngiat". (HR. Imam Tabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Aushth VII/380).
Dalam hadis tersebut, tersirat perintah untuk bekerja, karena dengan bekerja, maka seorang mu’min akan semakin dicintai Allah SWT.

3.      Dihapuskan dosa-dosa tertentu yang tidak dapat dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.
إِنَّ مِنَ الذُّنُوْبِ لَذُنُوْبًا، لاَ تُكَفِّرُهَا الصَّلاةُ وَلاَ الصِّياَمُ وَلاَ الْحَجُ وَلاَ الْعُمْرَةُ، قَالَ وَمَا تُكَفِّرُهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ الْهُمُوْمُ فِيْ طَلَبِ الْمَعِيْشَةِ
رواه الطبراني
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu terdapat suatu dosa yang tidak dapat diampuni dengan shalat, puasa, haji dan juga umrah." Sahabat bertanya, "Apa yang bisa menghapuskannya wahai Rasulullah?". Beliau menjawab, "Semangat dalam mencari rizki". (HR. Thabrani, dalam Al-Mu'jam Al-Ausath I/38)



4.      Bekerja (menafkahi keluarga) termasuk Shadaqah
   
ما انفق الرجل في بيته و اهله وولده وخدمه فهو له صدقة
(راواه الطبرانئ)
 
“Harta yang dinafkahkan seorang lelaki untuk keperluan rumah tangganya, istrinya, anak-anaknya, dan pembantunya, maka hal tersebut merupakan sedekah.” (HR. At-Thabrani)
Semua perbelanjaan yang dikeluarkan oleh seseorang untuk keperluan rumah tangga, istri, anak, dan pelayannya merupakan sedekah, yakni orang yang bersangkutan mendapatkan pahala dariNya, sekalipun hal itu sudah menjadi kewajibannya.



C.     HADIS YANG BERKORELASI DENGAN ANJURAN BEKERJA

Ada beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan bekerja dan mencari nafkah, walaupun tidak secara gamblang memberikan perintah untuk bekerja. Hadis tersebut meliputi kaitannya dengan dampak positif bekerja, pahala bekerja, dan lain sebagainya.

1.      Selamat dari Azab Karena Bekerja Untuk Kepentingan Umum
ان لله تعل عبادا, اختصهم بحوا ئج الناس, يفزع الناس اليهم في حوا ئجهم اولئك هم الا منون من عذا ب الله          (راواه الطبران)
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai hamba-hamba yang Dia khususkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia; orang-orang yang menuju kepadanya untuk memperoleh keperluan-keperluan mereka di saat yang genting. Mereka adalah orang-orang yang aman (selamat) dari azab Allah” (HR. Thabrani)
Hadis ini menjelaskan tentang keutamaan orang-orang yang bekerja untuk kepentingan umum. Barang siapa yang bekerja dengan penuh tulus ikhlas demi kepentingan umum dan pintunya selalu terbuka untuk orang-orang yang meminta pertolongan, maka ia akan selamat dari azab Allah.

2.      Anjuran Menyelesaikan Pekerjaan dengan Baik
ان الله يحب اذاعمل احدكم العمل ان يتقنه
(راواه الطبران)
Sesungguhnya Allah menyukai seseorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan lalu dia menyelesaikannya dengan baik.
Setelah kita memiliki pekerjaan, hendaklah kita melakukan dengan sebaik-baiknya, semaksimal mungkin, dan dengan usaha keras, walaupun pekerjaan kita di bidang yang paling rendah sekalipun, karena Allah menyukai hal tersebut. Hadis ini merupakan penjelasan juga dari surah At-Taubah ayat 105.

3.      Bekerja dalam bidang yang paling rendah lebih baik daripada meminta-minta.
Sesungguhnya (bila) seseorang di antara kalian mengambil tali kemudian berangkat ke bukit, dan dari bukit ia membawa seikat kayu (bakar), lalu menjualnya, Karena itu Allah memelihara kehormatannya. Hal tersebut lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, apakah mereka memberinya atau menolaknya.
Hadis ini menceritakan keutamaan orang yang bekerja memeras keringatnya untuk memelihara kehormatan dirinya agar jangan meminta-minta atau menjadi beban orang lain. Oleh Karena itu dalam hadis lain disebutkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.

4.      Bekerja terhitung sebagai jihad fii sabilillah

“Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil, dan siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza Wajalla” (HR. Ahmad)

5.      Memberi lebih baik dari menerima
Setelah kita mengetahui bahwa Islam sangatlah menganjurkan untuk bekerja keras, mencari nafkah, sekecil apapun pekerjaannya, maka kita juga dilarang untuk patah arang dalam melaksanakan perintah tersebut. seperti tertulis dalam hadis berikut:
“Tangan diatas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang dibawah (penerima) dan mulailah dari orang-orang yang banyak tanggungannya; dan sebaik-baik sedekah ialah yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri, barangsiapa menjaga kehormatannya, Allah akan menjaganya dan barangsiapa merasa cukup Allah akan mencukupkan kebutuhannya”. (HR. Bukhari)
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk menjadi kaya dengan tujuan agar menjadi pribadi yang dermawan, suka menolong. Karena akan lebih baik apabila kita bekerja, dan membantu sesama daripada meminta atau bahkan peminta-minta.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Islam adalah agama yang sangat sempurna. Agama Islam bukan hanya memerintahkan untuk beribadah dalam artian sempit ritual, tetapi juga memerintahkan untuk beribadah dalam artian yang lebih luas lagi, salah satunya bekerja keras mencari nafkah yang halal yang di gunakan untuk hal-hal yang halal pula, maka Allah akan memberi balasan yang sangat luar biasa berupa ridhoNya, diampuni dosanya, di hapus dosanya, mendapatkan berkah, mendapatkan pahala jihad, dan semakin dicintai oleh Allah SWT.
Betapa Islam menganjurkan tiap mukmin untuk bekerja, seperti tertera dalam ayat-ayat al-Qur’an antara lain QS. Al-Jumu’ah ayat 10; QS. Yunus ayat 61; QS, An-Naba’ ayat 11; QS. At-Taubah ayat 105 dan masih banyak yang lainnya.
Tidak hanya firman Allah yang menerangkan urgensi bekerja, tetapi juga banyak hadis yang melengkapi dan menyempurnakan perintah bekerja tersebut. Hadis memiliki banyak fungsi, dalam hal bekerja, hadis-hadis tersebut menjelaskan tentang keutamaannya, dampak positif, dan ganjaran dari bekerja.
Karena mempelajari hadis-hadis seputar anjuran mencari nafkah tadi, kita menjadi lebih tau dan mengerti bagaimana penting dan utamanya bekerja. Hadis-hadis yang telah disebutkan tadi membuktikan bahwa Allah senantiasa menyayangi hambaNya yang bekerja dan belajar ikhlas lillahita’ala
B.   Saran

Sebagai khalifah di bumi ini, kita sebagai manusia dituntut untuk mencari karunia Allah, memanfaatkan semua yang ada di bumi demi kemakmuran dan keberlangsungan hidup kita. begitu pula dengan mencari ilmu, juga bekerja. Dengan bekerja, kita dapat menjadi muslim yang bermanfaat karena harta dan tenaga kita bagikan kepada saudara lainnya.

Oleh karena itu, bekerja di bidang apapun, asalkan halal, patut kita laksanakan dengan ikhlas, sepenuh hati, agar bisa menjadi wali Allah di dunia yang berkontribusi aktif demi kemajuan hidup umat islam.




[1] Abdul Rasyid, Konsep Etos Kerja Menurut Hadis, hlm.1
[2]Akh.muwafiksaleh,bekerjadenganhati nurani,hlm.28
[3] Sayidahmad al hasyimi,syaarahmukhtarul ahaadits,hlm.846

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh-Tokoh Tasawuf

FILSAFAT ILMU: AKSIOLOGI ILMU