MAKALAH BAHASA INDONESIA
Kata Pengantar
Pertama – tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini untuk
memenuhi tugas pertama mata kuliah bahasa indonesia semester dua . dan kami
juga bersyukur dalam pembuatan makalah ini dapat berjalan dengan lancar
meskipun masih terdapat banyak kekurangan baik dalam segi pengetikan , materi
dan tata bahasa .
Dalam makalah ini kami selaku penulis ingin memaparkan
atau menjelaskan tentang “teknis penulisan surat” yang sekiranya dapat menambah
pengetahuan bagi kita semua tentang bagaimana membuat surat yang baik dan benar
sesuai dengan aturan .
Karena pada era sekarang
telah banyak masyarakat yang melupakan tata cara penulisan surat karena di era
global ini masyarakat lebih mengandalkan sesuatu yang instan seperti handphone dan internet .
Sehingga secara langsung hal tersebut menjadi suatu yang biasa dikalangan masyarakat.
Oleh karena itu kami mengambil tema “teknis penulisan surat” dengan harapan makalah ini dapat
digunakan dan bermanfaat bagi semua orang . kami
pun menerima kritik ataupun saran dari Saudara yang mungkin dapat membantu kami memperbaiki makalah ini supaya lebih
baik .
Salatiga, 08
April 2016
Penyusun
Daftar
Isi
Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
Hakikat surat............................................................................................. 3
Surat Dinas................................................................................................ 5
Surat Lamaran
Pekerjaan......................................................................... 21
BAB III PENUTUP ................................................................................. 28
Simpulan ................................................................................................ 28
Daftar Pustaka ........................................................................................ 29
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Surat merupakan salah satu bentuk komunikasi
tertulis dalam suatu kertas yang berisi informasi yang berasal dari satu pihak
ke pihak lainnya yang memiliki hubungan. di era sekarang surat merupakan hal
yang penting sebagai alat komunikasi resmi sebagai bukti hitam diatas putih
apalagi dilingkungan perkuliahan . seorang mahasiswa tidak dapat lepas dari
yang namaya surat apalagi mahasiswa tersebut sudah terjun dalam dunia
organisasi , dalam organisasi sering dijumpai suatu acara baik itu acara kecil
maupun acara yang besar dan dalam acara tersebut melibatkan seorang dosen atau
instansi dari luar untuk memberikan informasi pada mereka sudah pasti kita
tidak akan meninggalkan peranan sebuah surat sebagai alat komunikasi atau
perantara demi tercapainya tujuan yang kita inginkan .
Surat banyak digunakan di berbagai instansi
baik instansi pendidikan , pekerjaan dan juga pemerintahan. ketika mahasiswa
telah lulus dari bangku perkuliahan sebagian mahasiswa ada yang ingin
melanjutkan ke jenjang selanjutnya dan sebagian besar mahasiswa menginginkan
sebuah pekerjaan yang layak untuk mereka . ketika mereka dihadapkan sebuah lowongan pekerjaan disebuah instansi atau
perusahaan mereka akan menjumpai sebuah surat lamaran pekerjaan yakni sebuah
surat yang berisi penawaran keahlian ,
kemampuan atau jasa terhadap suatu perusahaan atau instansi tertentu . dengan
mempunyai dasar membuat surat lamaran yang baik seseorang tersebut memiliki
peluang untuk masuk dalam pekerjaan yang dia inginkan .
Dari kejadian diatas perlunya mempelajari dan mengetahui tata cara
membuat surat sangat penting dari hal yang mendasar dalam pembuatan surat
sampai hal khusus dalam pembuatan surat. Dengan mengetahui tatacara membuat
suatu surat yang baik dan benar kita telah menambah suatu dasar pengetahuan
kita tentang penulisan suatu surat. dan Untuk meminimalisasi kesalahan penulisan surat , di perlukan
keahlian dan ketelitian .
Namun terkadang
kita tidak mengerti bagaimana hakikat, jenis surat, serta bahasa surat yang
baik dan benar. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai
hakikat dan jenis – jenis dari format surat tersebut. Dalam makalah ini,
terdapat contoh surat resmi yang dapat dijadikan sebuah acuan dalam pembuatan
surat resmi dan juga terdapat tata cara pembuatan surat lamaran
pekerjaan sehingga pada saat membuat surat lamaran pekerjaan tersebut
tidak lagi mengalami kesulitan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
hakikat dan jenis format surat yang sebenarnya ?
2.
Bagaimanakah
hakikat dari surat resmi ?
3.
Bagaimanakah
tata cara pembuatan surat lamaran pekerjaan ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat dan
jenis format surat yang sebenarnya.
2. Untuk mengetahui lebih jelas hakikat
dari surat resmi.
3. Untuk mengetahui tata cara pembuatan
surat lamaran pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Surat
1. Pengertian
Surat adalah selembar kertas yang
berisi informasi, pesan, pertanyaan, dan tanggapan yang sesuai dengan keinginan
penulis surat. Kegiatan berkomunikasi dengan surat disebut surat-menyurat atau
korespondensi.
2. Fungsi Surat
Surat mempunyai beberapa fungsi,
yaitu:
a. sebagai bukti nyata hitam di atas
putih, terutama surat-surat perjanjian
b. sebagai alat pengingat karena surat
dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi
jika diperlukan
c. sebagai bukti sejarah
d. sebagai pedoman kerja dalam
melaksanakan tugas
e. sebagai duta atau wakil penulis
untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.
f. sebagai alat promosi
g. sebagai bahan untuk mengambil
keputusan (misalnya surat penawaran dan surat pelaporan)
3. Jenis-jenis Surat
a. Menurut jenisnya: surat pribadi, surat
dinas dan surat niaga
b. Menurut tujuan atau sasaran
penerima: surat lamaran pekerjaan, surat permintaan harga, dan surat perjanjian
c. Menurut wujud dan bentuknya: surat
bersampul, warkat pos, kartu pos, nota, memo, telegram, teleks, dan faksimile
d. Menurut sifat isinya: surat biasa,
dan surat konfidensial
e. Menurut kecepatan penyelesaian:
surat biasa, segera, sangat segera
f. Menurut cara penyampaiannya: surat
biasa, kilat, kilat khusus, dan tercatat
4. Syarat Surat yang Baik
a. Ditulis dengan teknik penyusunan
yang benar
1) bagian-bagian surat diurutkan sesuai
dengan jenis surat yang akan dibuat
2) pengetikan yang benar, jelas,
bersih, serta rapi
3) kertas sesuai dengan ukuran yang
baku (kuarto/folio), jenis kertas HVS, warna (putih, kuning, biru muda, dan
merah jambu)
4) penggunaan bentuk surat (style) yang
lazim
b. Isi surat dinyatakan dengan ringkas,
jelas, dan eksplisit sehingga penerima surat dapat memahami isinya dengan tepat
sehingga penerima dapat memberikan tanggapan yang tepat pula
c. Bahasa surat disusun sesuai dengan
kaidah yang baku (ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf), jelas, ringkas, lugas,
sopan, dan komunikatif
d. Faktor pendukung yaitu memahami:
1) masalah yang akan dikemukakan
2) peraturan menegnai masalah tersebut
3) posisi serta bidang penulis surat
dan penerima surat
5. Bentuk Surat
Bentuk surat (style) adalah tata
letak bagian-bagian surat, yaitu dari kepala surat sampai dengan inisial surat.
Menurut sejarah persuratan, bentuk yang diperkenalkan oleh Belanda adalah
bentuk lekuk (intended style) yang dikenal sebagai bentuk lama, sedangkan bentuk
lurus (block style) merupakan pengaruh Amerika, dikenal dengan bentuk baru.
Kedua bentuk itu mempunyai beberapa variasi sehingga terdapat enam bentuk
surat. Keenam bentuk itu adalah sebagai berikut:
a.
format
lurus penuh (full block style)
b.
format
lurus (block style)
c.
format
setengah lurus a (semi block style) surat resmi Indonesia versi lama
d.
format
setengah lurus b (semi block style b) format surat yang dianjurkan
e.
format
lekuk (intended style)
f.
format
paragraf menggantung (hanging paragraf style) .
B. Surat Dinas
Surat dina adalah suatu surat resmi
yang dibuat oleh sebuah instansi atau lembaga dengan tujuan untuk keperluan
dinas
1) Bagian-Bagian Surat Dinas
1. Kepala Surat atau Kop Surat
Sebagai penunjuk identitas pengirim
surat. Surat resmi pemerintah atau perusahaan ditulis di atas kertas yang sudah
berkepala surat (biasanya sudah dicetak). Kepala surat ini dapat juga dipakai
sebagai alat promosi, dengan mencantumkan bidang usaha, kantor-kantor cabang,
bank-bank langganannya, dan nomor alat komunikasi seperti telepon, teleks,
kotak pos, dan faksimili.
Unsur-unsur kepala surat adalah:
a. unsur utama: nama perusahaan, alamat
lengkap, nomor telepon
b. unsur tambahan: logo/simbol
jawatan/perusahaan, nama bank langganan, alamat kantor cabang, dan bidang usaha
Pencetakan kepala surat adalah
sebagai berikut:
Salah:
P.T. RADIO
FREQUENCY COMMUNICATION
(Manufacturing
Consulting System Design-Communication System)
Jl. Ir. H.
Juanda No. 47 B.O. Box 70 Bandung
Telepone
(022)912345, Facsimile (022) 977765Telex 28765 FRCBGIA
Benar:
PT RADIO
FREQUENCY COMMUNICATION
(Manufacturing
Consulting System Design-Communication System)
Jalan Ir.
H. Juanda No. 47 Kotak Pos 70 Bandung 40136
Telepon
(022)912345,Faksimile (022) 977765,Teleks 28765 FRCBGIA
2. Tanggal Surat
Tanggal surat berfungsi untuk
memberi tahu kepada si penerima surat kapan surat itu ditulis. Tanggal surat
dinas tidak perlu didahului nama kota, karena nama kota sudah tercantum pada
kepala surat. Nama bulan jangan disingkat atau ditulis dengan angka (November
menjadi Nov. atau 11). Tahun juga ditulis lengkap, tidak disingkat dengan tanda
koma di atas. Akhir tanggal surat tidak dibubuhkan tanda baca apa pun.
Ketentuan tersebut di atas tidak
berlaku untuk penulisan surat pribadi.
Salah: Jakarta, 28 Okt. 1987 Benar: 28 Oktober 1987
Bandung, 28-10-‘87
3. Nomor Surat
Setiap surat keluar dari sebuah
perusahaan harus diberi nomor untuk memudahkan pengagendaan, pengarsipan, dan
pengacuan di dalam balasan surat. Oleh penerima surat nomor surat yang diterima
dapat disebutkan sebagai acuan atau petunjuk di dalam surat jawaban. Demikian pula
memudahkan mencari surat itu kembali jika diperlukan, dan mengetahui setiap
waktu banyaknya surat yang keluar.
Nomor urut surat hanya berlaku untuk
tahun yang bersangkutan. Pada awal Januari tahun berikutnya diurutkan kembali
dari nomor satu dan seterusnya hingga akhir Desember.
Setiap perusahaan mempunyai kode
penomoran sendiri, namun sekurang-kurangnya penomoran surat menunjukkan nomor
surat keluar, kode (jenis) surat, bulan, dan tahun surat.
Contoh: Nomor: 35/SP/IV/1992
Keterangan: 35 - nomor urut surat keluar
SP - singkatan dari Surat Penawaran
IV - penanda bulan (April) saat
surat dikirim
1992 - tahun surat dikirim
Pada surat berjudul, nomor surat ditulis di bawah judul surat
tanpa garis pemisah.
Salah:
SURAT KETERANGAN
Nomor: SK/45/II/1994
Benar:
SURAT TUGAS
Nomor: 32/ST/III/1994
Penulisan nomor dan kode surat diatur sebagai berikut:
Kata Nomor (lengkap) diikuti tanda
titik dua atau jika nomor itu disingkat dengan No.: penulisannya diikuti tanda
titik, kemudian tanda titik dua. Garis miring yang digunakan dalam nomor dan
kode surat tidak didahului dan tidak diikuti spasi. Angka tahun ditulis dengan
lengkap, dan tidak diikuti tanda baca apa pun.
Salah: Nomor:32421/F8/UI.5/87.- Benar: Nomor: 3245/F8/UI.5/1987
No:32421/F8/UI.5/87.- No.: 32421/F8/UI.5/1987
4. Lampiran
Penulisan Lampiran setelah nomor surat
berguna agar penerima surat dapat meneliti dan melihat kembali banyaknya
sesuatu yang dilampirkan.Yang dilampirkan itu dapat berupa buku, fotokopi surat
keterangan yang diperlukan, brosur, kuitansi, dan sebagainya.
Penulisan Lampiran mengikuti aturan sebagai berikut:
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua. Kemudian
dicantumkan jumlah yang dilampirkan, tidak diikuti tanda baca apa pun.
Salah: Lampiran: satu berkas Benar: Lampiran: Satu berkas
Lamp.: dua eksemplar Lamp.: Dua eksemplar
Lamp.: seratus dua eksemplar Lamp.: 102 eksemplar
Huruf awal kata satu dan dua harus
kapital, sedangkan kata yang lain dengan huruf kecil semua. Jika bilangan yang
menunjukkan jumlah barang pada lampiran dapat dituliskan dengan satu atau dua
angka, bilangan tersebut dituliskan dengan huruf (seperti Satu berkas, Dua
eksemplar). Akan tetapi, jika bilangan itu lebih dari dua angka, pencantumannya
dalam lampiran dengan angka (misalnya: 102 eksemplar).
Lampiran
Salah Lampiran
Benar
Lima lembar salinan ijazah Salinan ijazah lima
lembar
Tiga lembar fotokopi surat
kesehatan Fotokopi surat kesehatan tiga lembar
Tiga lembar pasfoto Pasfoto tiga lembar
Bila tidak ada yang dilampirkan, kata Lampiran tidak perlu
dicantumkan.
5. Hal Surat
Penulisan Hal setelah Lampiran berguna
agar pembaca dengan cepat mengetahui hal yang dibicarakan dalam surat tersebut
sebelum membaca isi surat selengkapnya. Hal surat dituliskan dengan singkat.
Sebaiknya digunakan kata Hal dan bukan Perihal.
Penulisan Hal yang salah
Hal:
Penentuan petugas pameran (dalam rangka Dies Natalis I ) yang akan
diselenggarakan tanggal 5-10 Oktober 1987
Hal: Permintaan bantuan tenaga pengajar mata
kuliah bahasa Indonesia untuk Institut Agama Islam Negri Salatiga
Penulisan Hal yang benar
Hal: Petugas pameran Dies Natalis
Hal: Permintaan bantuan tenaga pengajar
6. Alamat (dalam) Surat
Alamat surat digunakan sebagai
petunjuk langsung siapa yang harus menerima surat. Alamat yang dituju ini
sebenarnya tercantum pula dalam sampul surat. Alamat (dalam surat) sekaligus
dapat berfungsi sebagai alamat luar jika digunakan sampul berjendela.
Penulisan alamat (dalam) surat diatur sebagai berikut:
a. Alamat yang dituju ditulis di
sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi
alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan
di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Alamat yang
cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup
leluasa
b. Alamat surat tidak diawali kata
kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang
menyatakan arah. (Alamat pengirim pun tidak didahului kata “dari” karena kata “dari”
berfungsi sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal)
c. Alamat yang dituju diawali dengan
Yth. (diiukuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti titik)
d. Sebelum mencantumkan nama orang yang
dituju, biasanya penulis surat mencantumkan sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau
Sdr.
e. Jika nama orang yang dituju bergelar
akademik yang ditulis di depan namanya, seperti Drs., Ir., dan Drg., kata
sapaan Bapak, Ibu, dan Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat yang
dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak,
Ibu, atau Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang
tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan juga
tidak digunakan. Ketentuan-ketentuan ini bertujuan agar sapaan Bapak, Ibu, atau
Sdr. Tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau dengan jabatan.
Penulisan alamat yang salah
Kepada Yth. Bapak Ibu Dr. Sunarti Kepada Yth. Bapak Mayor Nasikun
Penulisan alamat yang benar
Yth. Dr. Sunarti Yth.
Mayor Nasikun
f. Penulisan kata Jalan pada alamat
tidak disingkat. Nama gang, nomor, RT, dan RW dituliskan lengkap dengan huruf
kapital setiap awal kata. Nama kota dan propinsi dituliskan dengan huruf awal
kapital, tidak digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun. Alamat pengirim
dan alamat tujuan perlu dicantumkan kode pos, jika kota itu telah memilikinya.
Penulisan alamat yang salah
Kepada Yth. Ibu Dr. Sunarti Kepada
Yth. Bapak Kepala Desa Tangkil
Jl. Buntar V. No.2 Kecamatan
Sudayu
Bandung Kabupaten
Ponorogo
JAWA BARAT JAWA
TIMUR
Penulisan alamat yang benar
Yth. Dr. Sunarti Yth.
Kepala Desa Tangkil
Jalan Buntar V. No.2
Kecamatan Sudayu
Bandung Kabupaten
Ponorogo
JAWA BARAT JAWA
TIMUR
.
Ada kalanya alamat yang dituju oleh penulis tidak jelas.
Misalnya, penulis tidak tahu persis kepada siapa surat tersebut dialamatkan.
Kalau demikian, penulis surat harus menggunakan alamat yang umum saja, seperti
pimpinan, sehingga alamat itu ditulis sebagai berikut:
Penulisan alamat yang tepat
Yth. Pimpinan Bank Mandiri Yth. Pimpinan SLB Citra
Jalan Sukarno-Hatta Jalan
Sangkuriang 22
Bandung Bogor
Penulisan alamat yang kurang tepat.
Yth. Bank Mandiri Yth. SLB
Citra
Jalan Sukarno-Hatta Jalan
Sangkuriang 22
Bandung Bogor
Jika berkirim surat kepada seseorang
berdasar iklan surat kabar, hendaklah surat itu ditujukan kepada pemasang
iklan, bukan kepada iklannya.
Salah: Yth. Iklan pada harian Tempo Yth. Iklan pada harian Sindo
P.O.
Box 2619 Jakarta 10001 Tromolpos
16 JKSMP
Di
bawah no. 658 Jakarta
12920 B
Benar: Yth. Pemasang Iklan Yth. Kepala Bagian Personalia
pada harian Tempo Pemasang Iklan pada
harian Sindo
Kotak Pos 2619 Jakarta 10001 Tromol Pos 16 JKSMP
Di Bawah No. 658 Jakarta 12920 B
Dalam alamat yang dituju
kadang-kadang digunakan singkatan u.p. (untuk perhatian). Bentuk singkatan u.p.
digunakan di depan nama bagian dari suatu instansi .Contoh:
Yth. Kepala Direktorat Jendral Agraria
u.p. Kepala Subbagian Tata Guna Tanah
Jalan Merdeka Barat 15
Jakarta 13220
7. Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat
penulis surat sebelum penulis surat berkomunikasi. Salam pembuka dalam surat
resmi perlu diperhatikan karena bagian ini merupakan salah satu penanda surat
yang sopan dan adab.
Salam pembuka dicantumkan di sebelah
kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf
pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain
ditulis dengan huruf kecil semua, kemudian salam pemuka itu diikuti koma. Contoh
umum :
Dengan hormat, (D kapital, h kecil), Salam sejahtera (S besar,
s kecil), Saudara …. yang terhormat, Bapak .. yang terhormat, Dr. Ir. .. yang
terhormat, .
8. Tubuh Surat
Tubuh surat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. paragraf pembuka
b. paragraf isi surat yang
sesungguhnya, dan
c. paragraf penutup.
a.
Paragraf
Pembuka Surat
Paragraf pembuka surat adalah pengantar
isi surat untuk mengajak pembaca surat menyesuaikan perhatiannya kepada pokok
surat yang sebenarnya. Kalimat pengantar yang lazim digunakan untuk mengawali paragraf
pembuka pada surat dinas yang berisi pemberitahuan adalah, antara lain adalah:
1) Dengan ini perkenankanlah kami melaporkan
kepada Bapak tentang pelaksanaan ujian di …. ….
2) Bersama ini saya kirimkan contoh
laporan teknis yang Saudara minta.
Contoh kalimat pengantar paragraf pembuka surat balasan,
antara lain adalah:
1) Sesuai dengan pembicaraan kita minggu
yang lalu, bersama ini kami sampaikan kepada Saudara daftar buku terbitan kami
tahun 1987.
2) Surat Saudara tanggal 27 Maret 1987,
No. 3/U/1987 sudah kami terima dengan senang hati. Bertalian dengan itu, kami
ingin menanggapinya sebagai berikut.
b.
Paragraf
Isi Surat
Paragraf isi merupakan pokok surat
yang memuat sesuatu yang diberitahukan, yang dikemukakan, atau yang dikehendaki
oleh pengirim surat. Sesuatu yang disampaikan inilah yang diharapkan memperoleh
tanggapan, jawaban, atau reaksi dari penerima surat. Agar pesannya sampai kepada
si penerima surat sesuai dengan keinginan pengirim, penggunaan singkatan, atau
istilah yang yang tidak lazim hendaklah dihindari karena hal itu akan membingungkan
penerima surat. Setiap paragraf isi surat hanya berbicara tentang satu masalah.
Jika ada masalah lain, masalah itu dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Kalimat-kalimat
dalam paragraf isi hendaknya pendek, tetapi jelas, tidak menimbulkan salah
tafsir. Rumusan surat juga harus menarik, tidak membosankan, hormat dan sopan
c.
Paragraf
Penutup
Paragraf penutup berfungsi sebagai
kunci isi surat atau penegasan isi surat. Bagian ini dapat pula mengandung
harapan pengirim surat atau ucapan terimakasih kepada penerima surat. Paragraf
penutup berfungsi pula untuk mengakhiri pembicaraan dalam surat. Surat yang
tidak menggunakan paragraf penutup terasa seakan-akan belum selesai.
Paragraf penutup yang salah
1)
Sambil
menunggu jawaban Bapak, kami menyampaikan terimakasih.
2)
Sebelum
dan sesudahnya kami menyampaikan terimakasih banyak.
Paragraf penutup yang benar
1)
Kami
berharap Bapak dapat memenuhi permohonan kami.
2)
Atas
perhatian yang Bapak berikan kami nyatakan terimakasih.
9. Salam Penutup
Salam penutup berfungsi untuk menunjukkan
rasa hormat penulis surat setelah berkomunikasi dengan pembaca surat. Salam
penutup dicantumkan di antara paragraf penutup dan tanda tangan pengirim. Huruf
awal kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata lainnya
ditulis dengan huruf kecil. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma. Bila
tidak ada salam pembuka, maka tidak perlu dicantumkan salam penutup.
Salah Benar
Salam Takzim, Salam
takzim
Wassalam, Wasalam,
Hormat Kami, Hormat kami,
10. Penanggung Jawab Surat
Surat dinas dianggap sah jika ditandatangani
oleh pejabat yang berwenang, yaitu pemegang pimpinan suatu instansi, lembaga,
atau organisasi. Nama jelas penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan
huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi
tanda baca apa pun. Di bawah nama penanda tangan dicantumkan nama jabatan
sebagai identitas penanda tangan tersebut. Jika akan dicantumkan nomor induk
pegawai pejabat yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas dan jabatan.
Salah
Tanda tangan Tanda tangan
(IR. GURITNO) (DRS
SARKAWI)
Kepala NIP
130425322
Benar
(tanda tangan) (tanda
tangan)
Ir. Guritno Drs. Sarkawi
Kepala NIP
130425322
11. Penggunaan Bentuk Singkatan a.n. dan
u.b.
Kadang-kadang surat dari suatu instansi,
karena suatu hal, tidak ditandatangani oleh pimpinan instansinya, tetapi
ditandatangani oleh pejabat bawahannya yang diberi wewenang untuk itu. Dalam
hal seperti ini, lazim digunakan bentuk singkatan a.n. (atas nama) atau u.b.
(untuk beliau). Kedua singkatan itu mengikuti ketentuan berikut.
Bentuk singkatan a.n. digunakan jika
penandatanganan dilakukan oleh pejabat setingkat di bawah pimpinan, yang ditunjuk
oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Segala tangguang jawab yang berkaitan
dengan surat tersebut terletak pada penanda tangan surat. Kedudukan surat
tersebut secara hukum sama dengan kedudukan surat yang lain yang ditandatangani
langsung oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.
Cara penulisan yang salah Cara
penulisan yang benar
A.n. Direktur Utama
……………………………
PT Sari Asih a.n. Direktur Utama
(tanda tangan) PT
Sari Asih
Minarni, SE (tanda tangan)
Direktur pemasaran Minarni,
SE
Direktur
Pemasaran
Bentuk singkatan u.b. digunakan jika
penandatanganan surat dilakukan oleh staf suatu instansi yang kedudukannya dua
tingkat lebih di bawah pimpinannya. Dapat pula u.b. digunakan jika pejabat yang
dilimpahi wewenang oleh pimpinan melimpahkan lagi wewenang penandatanganan
surat itu kepada pejabat lain di bawahnya. Dalam hal ini, semua tanggungjawab
yang berkaitan dengan surat tersebut tidak terletak pada penanda tangan surat,
tetapi terletak di tangan pimpinannya atau pejabat yang dilimpahi wewenang
olehnya (tingkat pertama). Bentuk u.b. dicantumkan di bawah nama jabatan yang
melimpahkan wewenang penandatanganan surat itu.
Salah Benar
…………………… a.n. Gubernur Kepala Daerah Tk
1
a.n. Gubernur Kepala Daerah Tk.1 Propinsi ………
Propinsi ………….. Pembantu
Gubernur Wilayah1
Pembantu Gubernur Wilayah1 u.b.
U.B. (tanda
tangan)
(tanda tangan) Nama
Jelas
Nama Jelas
12. Tembusan
Tembusan berfungsi untuk memberitahukan
kepada pembaca bahwa surat tersebut dikirimkan juga kepada pihak lain yang
perlu ikut mengetahui pula isi surat itu.
Salah: Benar:
Tembusan: Tembusan:
1. Kepada Yth. Direktur Keuangan 1. Direktur Keuangan
(sebagai laporan) 2.
Kepala Bagian Pemasaran
2. Yth. Kepala Bagian Pemasaran 3. Sdr. Tabiyat
(sebagai undangan)
3. Sdr. Tabiyat (agar dilaksanakan)
4. Arsip
13. Inisial
Inisial disebut juga sandi, yaitu
kode pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan singkatan nama pengetik
surat. Inisial atau sandi berguna untulk mengetahui siapa pengonsep dan
pengetik surat sehingga jika terjadi kesalahan dalam surat tersebut, pengonsep
dan pengetik surat dapat dihubungi dengan mudah. Nama pengonsep disingkat
dengan huruf kapital, nama pengetik di singkat dengan huruf kecil.
Inisial ditempatkan di bagian bawah
di sebelah kiri.
Contoh:
BS / rs (pengonsep Bambang Siswanto,
pengetik Restu Suryani)
2) Format Surat Dinas Yang Lain
Jenis-jenis surat dinas atau surat
resmi yang biasa dipergunakan oleh berbagai instansi di tanah air, baik
instansi pemerinrah mau pun swasta selain surat dinas biasa yang sudah
dibicarakan di atas adalah:
1. nota dinas 2. memo 3. surat pengantar
4. surat undangan 5. surat edaran 6. surat tugas
7. surat pengumunan 8. surat keputuan 9. surat kawat
1 0. surat izin 11. radiogram 12. teleks
13. surat kuasa 14. surat perjanjian.
1. Format Nota Dinas
Nota dinas adalah sejenis surat
dinas yang berisi pokok persoalan secara singkat. Nota dinas ini dapat ditulis
oleh atasan untuk bawahan, dan dapat pula sebaliknya. Nota dinas bersifat
intern . Isi nota dinas sama dengan surat dinas biasa, hanya lebih singkat.
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang unit
instansi atau organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala nota dinas sama
seperti pada surat dinas biasa.
b. Kata NOTA DINAS dicetak dengan huruf
kapital semua dua kait di bawah garis kepala nota dinas secara simetris.
c. Nomor nota dinas dicantumkan di
bawah kata NOTA DINAS, dengan ketentuan kata nomor diawali N kapital, diikuti
titik dua.
d. Penulisan tanggal, hal, alamat yang
dituju, salam pembuka, salam penutup, tanda tangan,nama jelas, nama jabatan,
dan tembusan sama seperti surat dinas.
e. Alamat yang dituju ditulis singkat
karena nota dinas bersifat intern Contoh:
Yth. Drs. Amino
Pusat Perfilman Nasional
2. Format Memo
Memo atau memorandum adalah jenis surat
dinas yang berisi catatan singkat tentang pokok persoalan. Memo ditulis oleh
atasan untuk pejabat yang setingkat atau untuk bawahan, dan dapat juga ditulis
oleh bawahan untuk atasan. Memo bersifat informal dan tingkat keresmiannya
rendah. Memo tidak menggunakan nomor
surat. namun informasi yang ditulis dalam memo tetap mengandung sifat kedinasan.
Seperti nota dinas, memo juga bersifat intern.
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang unit
instansi/organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala memo sama seperti pada
kepala surat biasa.
b. Kata MEMO dicetak dengan huruf
kapital semua dua kait di bawah garis kepala memo secara simetris.
c. Pada tempat alamat dicantumkan kata
Kepala, Dari, dan Hal yang diawali dengan huruf kapital dan diikiuti titik dua.
kata Yth., tidak diperlukan.
d. Pada akhir memo dicantumkan tanda
tangan pemberi memo dengan atau tanpa nama jelas.
3. Format Surat Pengantar
Surat pengantar adalah jenis surat
dinas yang berisi penjelasan tentang pengiriman barang, surat, atau dokumen
dari satu pihak kepada pihak lain.
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang unit
instansi/organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala surat pengantar sama
seperti pada kepala surat dinas biasa.
b. Kata SURAT PENGANTAR dicetak dengan
huruf kapital semua dua kait di bawah garis kepala surat pengantar secara
simetris
c. Nomor surat pengantar dicantumkan di
bawah kata SURAT PENGANTAR, dengan ketentuan, kata nomor di awali N kapital,
diikuti dua titik.
d. Penulisan tangal, alamat yang
dituju, salam pembuka, salam penutup, tanda tangan, nama jelas, nama jabatan,
dan tembusan sama seperti pada surat dinas biasa.
e. Paragraf pembuka berisi: Bersama ini
kami/saya kirimkan surat/barang, dengan rincian sebagai berikut.
f. Rincian barang dicantumkan dalam
daftar yang terdiri atas beberapa kolom.
4. Format Surat Undangan
surat undangan adalah surat undangan
yang digunakan dalam kedinasan, dan bukan surat undangan keluarga untuk selamatan
pernikahan, misalnya: Surat undangan dalam kedinasan adalah jenis surat dinas
yang berisi permintaan agar pihak yang menerima surat dapat datang pada hari,
tanggal, tempat, dan acara yang sudah dicantumkan. Surat undangan dapat ditulis
oleh atasan untuk bawahan dan dapat juga ditulis oleh bawahan untuk atasan.
Perhatikan format surat undangan di bawah ini ,
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang unit instansi/organisasi
serta unsur-unsur alamat pada kepala surat undangan sama seperti pada kepala
surat dinas biasa.
b. Penulisan tanggal, nomor, lampiran,
hal, alamat yang dituju, salam pembuka, salam penutup, tanda tangan, nama
jelas, nama jabatan, dan tembusan sama seperti pada surat dinas biasa.
c. Rincian hari, tanggal, pukul, dan
acara diawali huruf kecil karena rincian itu merupakan rangkaiuan suatu kalimat
yang belum selesai.
5. Format Surat Edaran
Surat edaran adalah jenis surat
dinas yang berisi penejlasan atau petunjuk tentang cara pelaksanaan sutu
ketentuan atau peraturan dari pejabat tertentu (atasan) kepada bawahan atau
karyawan.
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang
instansi/organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala surat edaran sama
seperti pada kepala surat dinas biasa.
b. Kata SURAT EDARAN dicetak dengan
huruf kapital semua dua kait di bawah garis kepala surat edaran secara
simetris.
c. Nomor surat edaran dicantumkan di
bawah kata SURAT EDARAN, dengan ketentuan, kata nomor diawali N kapital, diikuti
titik dua.
d. Penulisan tanggal, lampiran, hal,
alamat yang dituju, salam penutup, tanda tangan, nama jelas, NIP (jika
dicantumkan), nama jabatan, dan tembusan
sama seperti pada surat dinas biasa.
6. Format Surat Tugas
Surat tugas adalah jenis surat dinas
yang berisi tugas dari atasan yang harus dilaksanakan atau dikerjakan oleh
bawahan.
Penjelasan:
a. Pencantuman nama dan lambang unit
instansi/organisasi serta unsur-unsur alamat pada kepala surat tugas sama
seperti pada kepala surat dinas biasa.
b. Kata SURAT TUGAS dicetak dengan
kapital semua dua kait di bawah garis kepala surat tugas secara simetris
c. Nomor surat tugas dicantumkan di
bawah kata SURAT TUGAS, dengan ketentuan, kata nomor diawali N kapital, diikuti
titik dua.
d. Paragraf pertama berbunyi: Kami memberikan
tugas kepada, atau Dengan ini kami menugasi, dan bukan menugaskan.
e. Huruf awal rincian, yakni kata nama,
unit organisasi, untuk, jangka waktu, lain-lain, adalah huruf kecil karena
rincian dianggap itu merupakan bagian kalimat yang belum selesai. Dapat juga
jenis tugas, jangka waktu, dan lain- lain itu disajikan dalam bentuk esai, dan
tidak berbentuk rincian.
7. Format Surat Keputusan
Surat keputusan adalah jenis surat
dinas yang berisi aturan, kebijaksanaan, atau ketetapan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang sebagai realisasi dari peraturan atau perundang-undangan
yang lebih tinggi tingkatannya. Surat keputusan ini harus dilaksanakan oleh
pihak yang menerima keputusan tersebut. Surat keputusan bersifat mengikat.
Artinya, pihak yang menerima keputusan wajib melaksanakan isi keputsan tersebut
dan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pihak yang member keputusan.
Di samping itu, penerima keputusan juga akan memperoleh hak sesuai dengan jasa
yang diberikan. Surat pengangkatan dan surat kenaikan tingkat termasuk jenis
surat keputusan.
Penjelasan:
a. Pada bagian atas surat keputusan
dicantumkan judul keputusan serta nama jabatan pembuat surat keputusan, dengan
huruf kapital semua
b. Nomor surat keputusan dicantumkan di
bawah judul keputusan, dengan ketentuan, kata nomor diawali N kapital, diikuti titik
dua.
c. Di bawah nomor surat keputusan
dicantumkan kata tentang, dengan huruf kecil semua secara simetris.
d. Di bawah kata tentang dicantumkan
judul keputusan yang diberlakukan.
e. Kata-kata Menimbang, Mengingat dan
Memperhatikan pada konsiderans ditulis dengan huruf awal kapital, dan diikuti
titik dua
f. Kata pertama pernyataan sebagai
pengisi bagian konsiderans itu ditulis dengan huruf awal kapital, sedangkan
kata-kata yang lain ditulis dengan huruf kecil, kecuali yang menyangkut nama.
g. Kata Memutuskan dan Menetapkan pada
diktum keputusan ditulis dengan huruf awal kapital dan diikuti titik dua
h. Kata pertama pernyataan pengisi
bagian diktum keputusan ditulis dengan huruf
awal kapital, sedangkan kata-kata yang lain dituli sdengan huruf kecil, kecuali
yang menyangkut kata nama. Diktum keputusan dinomori dengan angka arab 1, 2, 3
(seperti pada contoh format keputusan ) atau dinomori dengan huruf: Pertama,
Kedua, Ketiga yang diikuti titik dua, di bawah kata Menetapkan.
i.
Pada
bagian akhir surat keputusan dicantumkan pernyataan :
Ditetapkan di:
Pada tanggal:
j.
Nama
instansi yang mengeluarkan surat keputusan dicantumkan pada bagian akhir,
disusul dengan tanda tangan, nama pejabat yang menandatangani surat keputusan,
dan nama jabatan.
k. Penulisan tembusan sama seperti pada
surat dinas biasa.
C. Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran
pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang ingin
bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat lamaran
pekerjaan termasuk surat dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat
aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan dalam penulisannya.
Bentuk surat
lamaran pekerjaan :
1.
Berbentuk manual Dibuat secara
tertulis dan terdapat print outnya
2.
Berbentuk elektronik Dibuat secara
tertulis (diketik) dan disampaikan melalui email dan tidak terdapat
printoutnya.
Unsur – Unsur Surat Lamaran Pekerjaan :
a.
Tanggal Surat
1)
Ditulis disebelah kanan atas atau diletakkan
dibagian bawah, diatas identitas pengirim
2)
Penulisan tangggal surat tidak perlu didahului
oleh nama tempat/kota jika nama kota telah tercantum pada kop surat/kepala
surat.
3)
Nama bulan ditulis dengan huruf dan tidak
disingkat. misal : Januari (jan), Februari (feb) dst
4)
Di akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik (3
April 2013 bukan 3 April 2013. ).
b.
Lampiran
Kata Lampiran bermaknakan tambahan. Tambahan
itu dapat berupa surat, kertas surat, fotokopi ijazah, atau salinan surat-surat
resmi. Kata Lampiran harus dicantumkan jika surat yang ditulis dilampiri
berkas. Jika tidak ada yang dilampirkan beraarti kata lampiran tidak perlu
dicantumkan dan penulisan langsung pada Nomor Surat dan Perihal.
Aturan
penulisan:
1)
Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital
2)
Boleh disingkat dengan (lamp.)
3)
Di akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik
4)
Penulisan lampiran diikuti tanda titik dua ( :
)
5)
Antara tanda titik dua dan kata yang
mendahuluinya tidak disela spasi sedangkan tanda titik dua dengan kata yang
mengikutinya disela spasi
c.
Perihal Surat
Perihal surat sama dengan pokok surat. Makna
kata perihal yaitu soal, urusan, atau tentang sesuatu. Aturan penulisan:
1)
Huruf awal kata perihal ditulis dengan huruf kapital
2)
Perihal surat diusahakan singkat tetapi jelas
3)
Panjang perihal jangan sampai melebihi satu
baris
4)
Kata perihal diikuti tanda titik dua
5)
Diakhir baris tidak dibubuhkan tanda titik dan
barisnya tidak bergaris bawah
d.
Alamat Surat
Hal – hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan alamat surat:
1)
Kata “yang terhormat” disingkat (Yth.)
2)
Huruf awal “yth” ditulis dengan huruf kapital
3)
Kata “kepada” tidak perlu dicantumkan karena
sudah jelas bahwa alamat yang ditulis adalah alamat yang dituju.
4)
Sapaan ibu, bapak dapat digunakan jika diikuti
nama orang dan huruf awal sapaan itu, ditulis dengan huruf kapital
5)
Jika jabatan seseorang dicantumkan, kata sapaan
tidak digunakan agar tidak ada kerancuan penulisan
6)
Kata “Jalan” jangan disingkat
7)
Di akhir baris alamat tujuan tidak dibubuhkan
tanda titik.
e.
Salam Pembuka
Hal – hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan salam pembuka:
1)
Bentuk yang lazim digunakan sebagai salam
pembuka adalah “dengan hormat”
2)
Huruf awal kata “dengan” ditulis dengan huruf kapital
3)
Penulisan dengan hormat diikuti tanda koma(,)
4)
Salam pembuka ditulis di margin kiri
5)
Penulisan salam pembuka tidak menjorok kedalam
sebagai alenia baru.
f.
Isi Surat
Bagian yang sangat penting karena merupakan
wadah segala sesuatu yang ingin disapaikan. Panjang pendek isi surat bergantung
pada banyak atau sedikitnya persoalan yang dikemukakan.Isi Surat Terdiri atas:
1.
Bagian Pembuka
dikemukakan permasalahan yang merupakan
pengantar atau pendahuluan terhadap permasalahan pokok. Harus menyatakan dengan
jelas bahwa pelamar sedang melamar suatu pekerjaan, sehingga perlu
mengidentifikasi jenis pekerjaan yang diminati. Harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat menarik minat penerima surat untuk membacanya. Panjangnya
kira-kira 1 paragraf.
2.
Bagian inti
Disusun dengan cermat agar isinya mudah
dimengerti oleh penerima surat. Pada bagian inilah hal – hal yang dilampirkan
disebutkan. Diisi dengan penjelasan singkat dan padat tentang kualifikasi yang
telah disampaikan di paragraf pembuka tentang:
a)
Apa yang saya alami/miliki : (Latar belakang
pendidikan, Kursus / pelatihan, Pengalaman kerja, Kompetensi , Kualitas
pribadi : sikap , minat, aktivitas).
b)
Skill yang sesuai dengan kebutuhan
3.
Bagian penutup
Berisi harapan
dan ucapan terimakasih. Kalimat yang digunakan sederhana dan biasanya terdiri
atas 1 – 2 kalimat.
g.
Salam penutup
h.
Tanda tangan dan nama lengkap
Keterangan Surat Lamaran Pekerjaan:
1.
1
|
2.
2
|
3.
3
|
4.
salam pembuka
5.
4
|
6.
5
|
7.
6
|
8.
7
|
9.
8
|
10.
nama pelamar
10
|
9
|
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menulis
surat lamaran pekerjaan :
a.
Penggunaan kalimat yang efektif, singkat,
sederhana, dan sopan.
b.
Cantumkan identitas (Nama, HP, Pendidikan
tertinggi, Prog. Studi, dll).
c.
Cantumkan posisi yang dilamar (sesuaikan dng
skill dan latar belakang pendidikan).
d.
Cantumkan kompetensi yang dimiliki secara
singkat/Profil anda
e.
Lampirkan hal-hal yang mendukung (Daftar
Riwayat hidup, Copy ijazah tertinggi, aktivitas penunjang).
f.
Cantumkan harapan-harapan di akhir kalimat.
Etika penulisan surat lamaran pekjaan
a.
Gunakan bahasa yang bersifat formal, informatif
dan dengan ejaan yang benar. - Gunakan kertas yang berstandar (bukan kertas
warna - warni)
b.
Jika diketik gunakan font standar (times new
roman atau arial)
c.
jika ditulis,tulislah dengan rapi dan
memudahkan bagian personalia untuk membacanya.
d.
Hindari penggunaan bahasa yang bersifat meng
guru /menampilkan diri anda sombong / sok pintar dll.
e.
Tidak lebih dari 1 halaman.
Hal –hal yang harus dihindari
a.
Melamar pekerjaan di luar kualifikasi anda.
b.
Mengirim surat lamaran kerja hasil foto copy.
c.
Menerima jenis pekerjaan apa saja.
d.
Penggunaan kata-kata yang berlebihan.
Contoh Iklan Lowongan Pekerjaan
PT. Untung Tidak Rugi sebuah perusahaan percetakan di Salatiga, membutuhkan tenaga profesional untuk mengisi posisi berikut: Accounting Staff (AS)
·
Tanggung Jawab :
Melaksanakan dukungan, melakukan analisis serta pelaporan akunting untuk perusahaan.
·
Kualifikasi :
·
Pria /Wanita
·
D3/S1 dengan pengalaman minimal 1 tahun
·
Berpengalaman di bidang pemodelan finansial
dan penganggaran
·
Bisa mengoperasikan Microsoft Office
·
Mampu berbicara serta menulis dalam bahasa
inggris dengan fasih
·
Dapat bekerja di bawah tekanan
·
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
·
Usia di bawah 30 tahun
Kirim surat lamaran kerja, CV, foto kopi KTP, dan foto 4×6 terbaru dalam
1 minggu setelah iklan ini terbit ke:Departemen Personalia PT Untung Tidak Rugi Jl. Kenangan Indah No.78 salatiga |
Contoh Surat lamaran pekerjaan dari iklan
diatas
Salatiga, 24 Oktober 2015
Lampiran: Lima lembar
Hal. :Lamaran pekerjaan
Yth. Pimpinan Departemen Personalia
PT Untung Tidak Rugi
Jalan Kenangan Indah No.78
Salatiga
PT Untung Tidak Rugi
Jalan Kenangan Indah No.78
Salatiga
Dengan hormat,
Berdasarkan Iklan dari Media Kerja semarang
yang saya temukan pada 23 Oktober 2015 bahwa PT. Untug Tidak Rugi sedang
membutuhkan karyawan baru untuk posisi Accounting Staff (AS), maka dengan ini
saya ingin mengajukan diri untuk melamar pekerjaan dengan posisi tersebut.
Berikut Mengenai Data Singkat saya :
nama : Iwan Hardiyanto
tempat, tanggal lahir : Pati, 28 April 1997
jenis kelamin : Laki-laki
alamat : Jl.sunan prawoto sukolilo Pati
telepon : 085641687100
nama : Iwan Hardiyanto
tempat, tanggal lahir : Pati, 28 April 1997
jenis kelamin : Laki-laki
alamat : Jl.sunan prawoto sukolilo Pati
telepon : 085641687100
Saya memiliki kondisi kesehatan yang baik dan dapat
berbahasa inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan .saya memiliki latar
belakang yang baik dan memiliki pengalaman akunting selama dua tahun di tempat
kerja saya sebelumnya. Saya telah
terbiasa kerja menggunakan komputer terutama pengoperasian MS. Office . saya
senang bekerja mandiri maupun dengan tim secara baik .
Untuk
pertimbangan lebih lanjut saya lampirkan :
1.
Pas photo satu dua lembar
2.
Foto Copy KTP dua lembar
3.
Foto Copy Ijazah Terakhir dan Transkrip nilai dua
lembar
4.
Daftar Riwayat Hidup satu lembar
5.
Foto Copy Sertifikat Pelatihan dua lembar
Demikian surat
lamaran ini, besar harapan saya untuk bergabung dengan perusahaan dan memiliki
kesempatan tes wawancara.
Atas perhatian Bapak/Ibu Pimpinan saya ucapkan terima
kasih.
Iwan Hardiyanto
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Surat
merupakan suatu alat komunikasi yang memiliki peran penting dan hingga sekarang
masih merupakan hal yang tidak dapat di tinggalkan dari dunia administrasi . Dan surat juga dapat dijadikan suatu bukti
hitam di atas putih terhadap suatu hal
yang di wakilinya. Jadi surat sangat berperan dalam kehidupan masyarakat di bidang informasi. Sehingga
di perlukannya mengetahui bagaimana cara yang benar dalam pembuatan surat sehingga informasi yang
terkandung dalam surat tersebut dapat sampai kepada sang pembaca surat secara
baik dan juga tepat sesuai keinginan pengirim surat .
B. Saran
Makalah
ini masih memiliki banyak kekurang dari berbagai sudut pandang baik dari segi
penulisan , materi dan lain-lain, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca kami butuhkan untuk memperbaiki makalah bahasa Indonesia kami
,terimakasih .
Komentar
Posting Komentar