rancangan penelitian presentasi
RANCANGAN PENELITIAN
A.
Judul Penelitian
PEMANFAATAN BUAH
JAMBU MONYET UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT PRAWOTO
B.
Latar Belakang Masalah
Prawoto merupakan salah satu daerah yang terdapat banyak
pohon jambu monyet. Selama ini, pemanfaatan jambu monyet hanya sebatas diambil
bijinya saja untuk diolah dan dijual menjadi mete. Sedangkan buah jambunya sendiri dibuang dan dibiarkan membusuk tanpa ada pemanfaatan
lebih lanjut.
C.
Rumusan Masalah
Bedasar pada latar belakang
di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini. Adapun rumusan masalahanya adalah sebagai berikut:
1.
Berapa besar
kemampuan produksi jambu monyet di Prawoto?
2.
Apa saja manfaat
jambu monyet selama ini bagi masyarakat Prawoto?
3.
Peluang usaha apa
yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan jambu monyet?
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1.
Berapa besar
kemampuan produksi jambu monyet di Prawoto.
2.
Apa saja manfaat
jambu monyet selama ini bagi masyarakat Prawoto.
3.
Peluang usaha apa
yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan jambu monyet.
E.
Manfaat Penelitian
Setelah melaksanakan penelitian ini, peneliti berharap agar penetilian
ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.
1. Masyarakat
a. Menunjukkan alternatif pemanfaatan jambu
monyet
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat
2. Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang
nilai ekonomis dari buah jambu monyet.
F.
Kajian Pustaka
1. Desa Prawoto
2. Jambu Monyet
Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah
sejenis tanaman dari suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan
memiliki "buah" yang dapat dimakan. Yang lebih terkenal dari jambu
mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang mente; bijinya yang
biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam penganan. Secara botani,
tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat
kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).
Dikenal juga dengan berbagai nama seperti jambu
mèdè (Sd.); jambu mété atau jambu ménté (Jw.); jhambu monyèt (Md.); jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt
(Bl.); nyambuk nyĕbèt (Sas.); jambu érang, jambu monyé (Mink.); jambu dipa (Banj.); buwah monyet (Timor); buwah
yaki (Manado); buwa yakis, wo yakis (Sulut); buwa yaki (Ternate, Tidore); buwa
jakis (Galela);
jambu daré, jambu masong (Mak.); jampu
sèrĕng, jampu tapĕsi (Bug.); dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang
diturunkan dari perkataan Portugis untuk menamai buahnya, caju, yang
sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú.
Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah
semunya yang seperti jantung terbalik.
Daun-daun terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam, gundul, 8–22 × 5–13 cm.[3]
Berumah satu (monoesis), bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15–25 cm. Kelopak berambut, 4–5 mm. Mahkota runcing, lk 1 cm, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi lk 3 cm.[3]
Tanaman ini dikembangkan terutama untuk
dipungut buah sejatinya. Yang dikenal umum sebagai "buah",
yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya
adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan.
Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, coklat
kehitaman berisi biji
yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat[4].
Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum teh atau kopi; sedangkan secara
modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias penganan semacam coklat dan
kue-kuean
Meskipun dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete
sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi
oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang
dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa
orang alergi terhadap kacang mete, tetapi sesungguhnya kacang mete jarang
mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya.Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala.[4]
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat[1]. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi[4]. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit; untuk pembersih mulut; dan untuk obat pencahar (purgativa)[4].
Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan[1]; meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah[4]. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap[1]; yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis[4].
Komentar
Posting Komentar