cerpen lucu teori cinta
Aku adalah sosok yang dikenal dengan imej baik tanpa skandal apapun walaupun satrio selalu menggangguku tapi biasanya aku hanya diam tak peduli. Tapi entah kenapa rasanya sudah tak tahan lagi bendungan yang kutahan dalam hati selama ini. Apa yang sudah aku lakukan?
“gimana lega kan?” tanya satrio
“ap.. Ap.. Apa maksud lu?” Tanyaku gagap
“akhirnya lu ungkapin juga isi hati lu yang sesungguhnya” jawabnya
“isi hati?” tanyaku semakin bingung. Harusnya dia sudah pergi dari tadi bukannya malah semakin meledekku seakan-akan punya motif tersembunyi dari raut wajah yang semakin membuatku gugup.
Dia tidak menjawab hanya tersenyum berjalan menuju ke arahku.
“lu pengen tau gak perasaan yang lebih besar lu sama gue?”
“lebih besar. Perasaan? Apa sih maksud lu?!” bentakku kesal. Apa sih yang dipikirin cowok ini.
Dia semakin mendekatkan wajahnya di telingaku. Saat itu rasanya berhentilah detak jantungku.
“ap.. Ap.. Apa maksud lu?” Tanyaku gagap
“akhirnya lu ungkapin juga isi hati lu yang sesungguhnya” jawabnya
“isi hati?” tanyaku semakin bingung. Harusnya dia sudah pergi dari tadi bukannya malah semakin meledekku seakan-akan punya motif tersembunyi dari raut wajah yang semakin membuatku gugup.
Dia tidak menjawab hanya tersenyum berjalan menuju ke arahku.
“lu pengen tau gak perasaan yang lebih besar lu sama gue?”
“lebih besar. Perasaan? Apa sih maksud lu?!” bentakku kesal. Apa sih yang dipikirin cowok ini.
Dia semakin mendekatkan wajahnya di telingaku. Saat itu rasanya berhentilah detak jantungku.
“kalo lu udah jatuh cinta sama gue” bisik satrio dengan senyuman yang semakin melebar membuat detak jantungku berdegup kencang laksana pacuan kuda.
“apa?!”
“ha. Ha.. Ha… Jangan gila deh… Haa. Ha” ku mencoba ketawa. Tapi malah kedengaran aneh walau di telingaku sendiri
“lu mau bukti?” kata satrio menghentikan ketawaku, sembari kutatap cowok gila ini heran.
“lu gak usah khawatir yang jadi pertanyaan lu nanti apa gue juga punya perasaan sama ke lu?, princess!” dengan itu dia pun meninggalknku yang masih melongo tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi? Apa maksud dia dengan jatuh cinta? Betapa pedenya menganggap aku cinta dengan cowok nyebelin yang selalu nempel setiap menit denganku?
Wait! Setiap menit? Emang mungkin bisa jatuh cinta? Gak gak gak bakalan mungkin. Ini bukan sinetron iya kan?
“apa?!”
“ha. Ha.. Ha… Jangan gila deh… Haa. Ha” ku mencoba ketawa. Tapi malah kedengaran aneh walau di telingaku sendiri
“lu mau bukti?” kata satrio menghentikan ketawaku, sembari kutatap cowok gila ini heran.
“lu gak usah khawatir yang jadi pertanyaan lu nanti apa gue juga punya perasaan sama ke lu?, princess!” dengan itu dia pun meninggalknku yang masih melongo tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi? Apa maksud dia dengan jatuh cinta? Betapa pedenya menganggap aku cinta dengan cowok nyebelin yang selalu nempel setiap menit denganku?
Wait! Setiap menit? Emang mungkin bisa jatuh cinta? Gak gak gak bakalan mungkin. Ini bukan sinetron iya kan?
Sudah lebih dari satu bulan sejak kejadian perpustakan itu satrio semakin menjauhiku dia gak pernah godain atau bahkan sekedar menyapaku pun dia tak sudi. Meskipun kita satu rumah satrio seakan-akan mengganggapku tak ada bahkan duduk seiringan pun satrio tetap mengabaikanku. Apa aku terlalu kejam yah waktu kemaren tapi ini gara-gara dia juga sih yang ngebuat aku marah jadinya sekarang aku merasa kehilangan. Oh no no no gak ada yang kehilangan ini emang salah dia ngomongin masalah jatuh cinta segala tapi apa dia perasaannya sama denganku gak ya. Kok bisa dia nyangka cinta-cintaan gitu…? Loh kok aku jadi mikirin cinta?
Tingnong…
Aku beranjak untuk membuka pintu.
“cari siapa ya?” tanyaku pada cewek cantik di depan pintu.
“hai syah sini masuk” sahut satrio dari belakangku.
Cewek itu langsung masuk dan duduk bersama kami di ruang tv.
Aku beranjak untuk membuka pintu.
“cari siapa ya?” tanyaku pada cewek cantik di depan pintu.
“hai syah sini masuk” sahut satrio dari belakangku.
Cewek itu langsung masuk dan duduk bersama kami di ruang tv.
“tau gak yo kalo film ini dapet oscar?” kata cewek itu sambil terus melingkarkan tangannya di lengan satrio. Pengen banget rasanya aku putusin tuh tangan gak liat apa kalo disini bukan cuma mereka berdua lagian satrio mau aja dipegang-pegang kayak gitu.
“emmm iya tah?” jawab satrio. Aku yakin dia cuma pura-pura gak tau. Padahal kita udah berkali-kali nonton film ini. Dan juga ini salah satu film kesukaan dia jadi 100 persen gak mungkin kalo dia gak tau. Jadi kenapa dia mesti jawab dengan nada ngerayu kaya gitu bukannya nanti cewek itu malah tambah manja? Ugghh bikin aku tambah kesel aja.
Ufffhhh… Ngapain aku peduli dia ngerayu kek apa kek toh bukan urusanku. Lagian cewek itu malah semakin mau cium satrio… What!!!
“woah woah apa yang lu lakuin?!” tudingku ke arah cewek itu.
“apa? Bukan urusan lu kali!” jawab cewek itu sinis. Berani bener nih cewek. Siapa tuan rumahnya kok malah aku yang kena sewot. Gue jurus jacky chan juga nih cewek.
“hei ini rumah gue dan lu gak tau diri mau cium-cium depan mata gue!” bentak ku kesal
“gak papa kali, iyonya juga gak keberatan iya kan yo?” Tanyanya ke arah satrio yang sedari tadi cuma nyengir aja. Apa yang lucu!
“gue mah terserah sarah aja, gimana sar?” tanya satrio padaku
“kok terserah gue sih, maksud lu apa? Kenapa malah jadi kaya lu minta ijin sama gue?”
Satrio malah melebarkan senyumanya ngebuat aku tambah ngeri.
“soalnya… Emmm gue harus minta ijin sama orang yang jealous karena dia cintaaa… Banget sama gue”
“apa!!”
“gue gak jealous!” gue sama sekali gak! Tentu aja enggak ngapain gue jealous iya kan?!
“emmm iya tah?” jawab satrio. Aku yakin dia cuma pura-pura gak tau. Padahal kita udah berkali-kali nonton film ini. Dan juga ini salah satu film kesukaan dia jadi 100 persen gak mungkin kalo dia gak tau. Jadi kenapa dia mesti jawab dengan nada ngerayu kaya gitu bukannya nanti cewek itu malah tambah manja? Ugghh bikin aku tambah kesel aja.
Ufffhhh… Ngapain aku peduli dia ngerayu kek apa kek toh bukan urusanku. Lagian cewek itu malah semakin mau cium satrio… What!!!
“woah woah apa yang lu lakuin?!” tudingku ke arah cewek itu.
“apa? Bukan urusan lu kali!” jawab cewek itu sinis. Berani bener nih cewek. Siapa tuan rumahnya kok malah aku yang kena sewot. Gue jurus jacky chan juga nih cewek.
“hei ini rumah gue dan lu gak tau diri mau cium-cium depan mata gue!” bentak ku kesal
“gak papa kali, iyonya juga gak keberatan iya kan yo?” Tanyanya ke arah satrio yang sedari tadi cuma nyengir aja. Apa yang lucu!
“gue mah terserah sarah aja, gimana sar?” tanya satrio padaku
“kok terserah gue sih, maksud lu apa? Kenapa malah jadi kaya lu minta ijin sama gue?”
Satrio malah melebarkan senyumanya ngebuat aku tambah ngeri.
“soalnya… Emmm gue harus minta ijin sama orang yang jealous karena dia cintaaa… Banget sama gue”
“apa!!”
“gue gak jealous!” gue sama sekali gak! Tentu aja enggak ngapain gue jealous iya kan?!
Sial! Ko malah jadi kaya pertanyaan ya? Dan kenapa aku malah bingung bukannya aku lagi marah. Oh ya marah! Fokus sar aku harus fokus fokus.. Fokus…
“ya udah berarti lu gak keberatan” kata arya memotong usaha konsetrasiku tadi, yang sekarang sudah memegang si cewek dan mulai mendekatkan mukanya ke muka si cewek tanpa sadar aku mendorong si cewek hingga terjatuh ke lantai.
“apa yang lu lakuin!!” teriakku ke arah satrio
“bukannya lu gak peduli!” bentaknya balik
“tapi bukan berarti lu bisa cium cewek itu!”
“gue bisa cium siapa pun”
“ok fine sana cium semua orang sesuka hati lu” untuk saat ini hatiku terasa sakit entah kenapa aku susah bernafas teganya dia ngomong seperti itu!
“ya udah berarti lu gak keberatan” kata arya memotong usaha konsetrasiku tadi, yang sekarang sudah memegang si cewek dan mulai mendekatkan mukanya ke muka si cewek tanpa sadar aku mendorong si cewek hingga terjatuh ke lantai.
“apa yang lu lakuin!!” teriakku ke arah satrio
“bukannya lu gak peduli!” bentaknya balik
“tapi bukan berarti lu bisa cium cewek itu!”
“gue bisa cium siapa pun”
“ok fine sana cium semua orang sesuka hati lu” untuk saat ini hatiku terasa sakit entah kenapa aku susah bernafas teganya dia ngomong seperti itu!
“kenapa lu gak jujur aja dengan perasaan lu ke gue” gumam satrio pelan meninggalkanku yang tanpa sadar sudah meneteskan air mata. Aku baru menyadari betapa dalamnya satrio membuat ruang dalam relung hatiku perasaaan yang asing yang membuatku bingung dan tak bisa ku kontrol. Apa yang terjadi pada diriku?
Sudah 2 hari 2 malam aku tak bisa konsentrasi dengan pelajaran ataupun kegiatan apapun yang kulakukan. Otakku serasa tak bisa memproses informasi apapun. Jikalau di dalam otak ini bagaikan kaset ataupun card reader sudah tentu terkena virus. Dan cuma satu hal yang bisa memulihkannya. Kali ini aku harus mendengarkan isi hati ketimbang logika yang bicara. Setelah berulang-ulang kurasa dan pahami apa yang menjadi center masalahku adalah tak lain tak bukan cuma satu nama satrio.
Kini aku umumkan officially ternyata “aku jatuh cinta pada satrio”. Tapi apa yang harus aku lakukan? Sikap apa yang harus kuterapkan di hadapan satrio nanti? Sejak kejadian di ruang tv kemarin aku belum berani bertatap muka dengannya, sering kali ku melihat ke arahnya berjuta emosi beraduk di dalam sistemku. Yang tak bisa kujabarkan. Aku bahkan tak tau sebab seluk beluk rasa yang ku alami sekarang, yang jelas begitu kuat efek akibat virus ini. Benar adanya sudah ku google tentang apa itu cinta dan penanganannya tapi tak ada satu sumber pun yang menjelaskan detailnya. Aku mesti ambil jalan alternatif.
Hari ini kuberanikan diri seraya menengok kanan kiri menghampiri cewek number 1st vina yang dijuluki “the sl*t” se-sma ku yang sudah terbukti mempunyai pengalaman urusan percintaan bahkan punya pacar lebih dari satu.
“ehheem… Ehemm…”
“maaf boleh bicara sebentar vin?”
Vina melirik dari atas rambut kepala hingga ujung sepatuku sambil tangannya menepuk-nepuk pipinya dengan spons bedak. Sebelum berkata
“yeah” sahutnya malas
“eh tunggu! Bukannya lu si sarah freaking genius kan?!”
“hmm… Sarah aja”
“oh whatever” kembali vina sibuk dengan wajahnya yang menurutku sudah kaya lukisan pemandangan gunung tangkuban perahu.
“hmmm… Gue kesini pengen minta bantuan sama lu”
Vina hanya mengangguk sambil mengibaskan jarinya. Isyaratkan menyuruhku lanjutkan niatku.
“gue… Gue… Ehemm.. Gue pengen tau cara mengungkapkan cinta dan gimana bersikap terhadap orang yang kita suka?”
*seeeeettt* lipstik vina keluar jalur bibirnya…
“hah’.. Oh”
“jadi maksud lu, lu pengen gue ajarin cinta-cintaan?” jawabnya tiba-tiba semangat matanya berbinar-binar kayak habis dapet undian liburan gratis ke perancis
“hmm lebih ke teori cinta yah gue pikir”
“hahaha… Cinta gak butuh teori say, cuma butuh action!”
“dan lu darling udah dateng ke orang yang tepat, tapi kita butuh make over… Hmm mungkin latihan kefeminiman, vocal sexy voice… Maybe seducing… Trus kita juga bisa…” blah blah blah…
“maaf boleh bicara sebentar vin?”
Vina melirik dari atas rambut kepala hingga ujung sepatuku sambil tangannya menepuk-nepuk pipinya dengan spons bedak. Sebelum berkata
“yeah” sahutnya malas
“eh tunggu! Bukannya lu si sarah freaking genius kan?!”
“hmm… Sarah aja”
“oh whatever” kembali vina sibuk dengan wajahnya yang menurutku sudah kaya lukisan pemandangan gunung tangkuban perahu.
“hmmm… Gue kesini pengen minta bantuan sama lu”
Vina hanya mengangguk sambil mengibaskan jarinya. Isyaratkan menyuruhku lanjutkan niatku.
“gue… Gue… Ehemm.. Gue pengen tau cara mengungkapkan cinta dan gimana bersikap terhadap orang yang kita suka?”
*seeeeettt* lipstik vina keluar jalur bibirnya…
“hah’.. Oh”
“jadi maksud lu, lu pengen gue ajarin cinta-cintaan?” jawabnya tiba-tiba semangat matanya berbinar-binar kayak habis dapet undian liburan gratis ke perancis
“hmm lebih ke teori cinta yah gue pikir”
“hahaha… Cinta gak butuh teori say, cuma butuh action!”
“dan lu darling udah dateng ke orang yang tepat, tapi kita butuh make over… Hmm mungkin latihan kefeminiman, vocal sexy voice… Maybe seducing… Trus kita juga bisa…” blah blah blah…
Wuooowhh! Ternyata banyak juga yang harus kulakukan. Tapi apa mau dikata ini harus kutempuh agar terkuak misteri cintaku. Sebelum ku bisa sempurna di hadapan satrio. Aku harus mampu menguasai teori cinta.
Komentar
Posting Komentar