perkembangan tasawuf


BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
    Tasawuf merupakan salah satu bagian dari ajaran Islam, yang secara keilmuan lahir di kemudian hari melalui proses yang panjang dengan dinamikanya sendiri. Kelahirannya sebagai perwujudan dari pemahaman al-Qur'an dan al-Hadits, sesuai dengan konteks zamannya.
    Perkembangan tasawuf tidak pernah lepas dari sejarah para nabi terutama Nabi Muhammad,  para Sahabat, para Tabiin dan seterusnya. Nabi Muhammad telah memberikan benih-benih tasawuf yang dapat di jadikan sebagai rujukan dalam segala perbuatanya. Baik sesuatu yang berhubungan dengan perilaku beliau, ucapan-ucapan beliau, dan sifat-sifat beliau.

  2. RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimana perkembangan tasawuf pada masa klasik ?
  2. Bagaimana perkembangan tasawuf pada masa pertengahan ?
  3. Bagaimana perkembangan tasawuf pada era modern ?
  4. Bagaimana perkembangan tasawuf  di zaman kontemporer ?



  1. TUJUAN

  1. Mengetahui perkembangan tasawuf pada masa klasik
  2. Mengetahui perkembangan tasawuf pada masa pertengahan
  3. Mengetahui perkembangan tasawuf oada era modern
  4. Mengetahui perkembangan tasawuf pada zaman kontemporer







BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN TASAWUF PADA MASA KLASIK

Tasawuf paada zaman dahulu dikatakan sebagai kehidupan rohani di karenakan ajaran ini mengandung perjuangan manusia dalam mendapatkan kehidupan yang sempurna di mata  Sang Pencipta. Kerohanian ini berupa ikhtiar manusia dalam mengalahkan gangguan hawa nafsu dan kehidupan kebendaan. Sejarah perkembangan kerohanian itu sendiri secara garis besar dibagi menjadi 2 yakni zuhud dan tasawuf. Istilah ini pada dasarnya belum ada pada zaman Rasulullah SAW dan tidak disebutkan dalam alqur’an, kecuali istilah zuhud.

Dalam permulaan Tarikh Islam, kehidupan zuhud atau asketisme belum lagi merupakan suatu gerakan keagamaan yang meluas, yang diamalkan oleh seluruh masyarakat Islam, akan tetapi ia merupakan kegiatan dan kecendrungan pribadi, mengikuti petunjuk Islam al-Quran dan sunah Nabi. Kegiatan yang sama sekali tidak mementingkan kehidupan di dunia. Mereka hanya ingin mendekatkan diri kepada Allah. Mereka lebih gemar berjihad dijalan Allah dan berdakwah untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap zuhud inilah yang sering dikatakan sebagai ilmu pengantar dari kemunculan ilmu Tasawuf. Tahap awal perkembangan tasawuf itu dimulai pada abad ke 1-H sampai kurang lebih abad ke 2-H. Pada masa nabi belum muncul istilah-istilah, namun praktek ilmu-ilmu cabang sudah ada di masa nabi sebelum diangkat sebagai rasul. Kehidupan Nabi Muhammad SAW, dapat dijadikan sebagai suri tauladan.  Perkembangan tasawuf pada masa klasik itu berkisar pada masa  Nabi Muhammad SAW, para Sahabat (Khulafaur Rasyidin), Tabi’in, masa Bani Umayah, dan masa Bani Abbasiyah.

  • Tasawuf masa Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhanmmad SAW mempunyai banyak julukan yaitu Pembuka Negeri, Pemimpin Perang, dan Pesuruh Tuhan. Pada masa ini praktek tasawuf sudah dilakukan namun, belum menjadi istilah resmi hanya ada istilah zuhud. Berasal dari tahanuut dan khalwat kehidupan kerohanian beliau yang dilakukan semasa beliau berada didalam Gua Hira. Gambaran perilaku beliau dijadikan sumber bagi para ahli sufi dalam pengalaman ajaran tasawuf. Beliau ber’uzlah dengan menyatukan pikiran dan perasaan dalam merenungi alam dan beliau telah tenggelam dalam kebesaran Allah SWT. Aktifitas uzlah inilah yang banyak diambil pelajaranya, karena penyakit jiwa tidak bisa dihilangkan kecuali dengan ber ‘uzlah. Sifat sombong , ujubhasudriya,dan cinta terhadap dunia, merupakan penyakit yang merusak jiwa dan hati nurani, meskipun secara lahiriyah manusia itu terlihat melakukan amalan shaleh. Didalam Gua Hira beliau terus mengingat Allah dan memuja-Nya, sehingga putuslah hubungan beliau dengan makhluk yang lainya. Beliau membersihkan diri dari noda-noda hati yang yang mengotori jiwa. Menurut Ibnu Atha’illah al-Iskandariyah bahwa “tiada lebih berguna bagi hati selain ‘uzlah. Dengan ‘uzlah hati memasuki lapangan tafakkur.” Dengan tafakkur seseorang bisa mendalami sebuah  hakikat arti dari kehidupan, merenungkan allah dengan lebih mengutamakan keridhaan-Nya.

Semua kehidupan Nabi Muhammad selalu dijadikan referensi oleh para sufi, berawal dari pengalaman khalawat di Gua Hira, kebenaran mimpi Nabi Muhammad, masalah wahyu yang turun untuk beliau, pengalaman Isra mi’raj,  masalah misi perdamaian beliau dengan istri-istrinya dan kesederhanaan beliau dalam menyingkapi arti kehidupan. Beliau menjadi kehidupan kerohanian lebih tinggi dibandingkan dengan kemewahan belaka. Beliau mengajak kepada manusia bahwa hidup kemewahan di dunia hanyalah bersifat sementara, oleh karena itu beliau menganjurkan agar manusia itu lebih mendekatkan diri kepada Allah . pendekatan itulah yang dikatakan sebagai kehidupan yang abadi.

  • Tasawuf masa sahabat

Tasawuf pada masa sahabat ini tetap tidak menghilangkan semua perilaku Nabi Muhammad sebagai contoh, meskipun Nabi Muhammad sudah wafat. Para sahabat yang menjadi pemimpin negara juga tetap melakukan sesuatu yang bersifat mendekatkan diri kepada Allah  dengan hidup kesederhanaannya seperti wara’, tawadhu, zuhudnya Nabi Muhammad SAW di tunjukan semata-mata hanya untuk Allah. Kehidupan tasawuf para sahabat  ini salah satunya Khulafaur Rasyidin. Seperti kezuhudan yang dilakukan oleh Abu Bakar as-Shidiq. Beliau menganggap bahwa lidah adalah organ tubuh yang mengancam seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mendekakan diri kepada Allah, karena dari lidahlah manusia akan memasuki kawasan ujubUjub adalah penyakit hati yang bersifat menyombongkan diri namun terletak dalam hati atau bersifat dhamir, tidak kasap mata. Pandangan hidup beliau tentang  kedermawaan adalah buah dari taqwa, sedangkan dalam kedermawaan ada kekayaan, kekayaan adalah buah dari keyakinan seseorang. Setelah seseorang dianggap kaya, maka orang itu akan memiliki martabat, martabat itulah sebenarnya diperoleh dari ketawadhuan orang itu sendiri.

Umar bin Khatab adalah Khalifah kedua yang dijadikan pengganti setelah abu bakar wafat. Beliau mempunyai jiwa yang bersih dan kesucian kerohanianya yang sangat tinggi. Umar bin Khatab paling  banyak berlindung terhadap kemampuannya sendiri. Apalagi perkara-perkara yang berhubungan dengan hatinya dan tabi’at nya. Beliau sangat khawatir dengan terpengaruhnya beliau dengan kemewahan dunia, keinginan nafsu, keinginan anak dan keluarganya. Suatu saat beliau pernah didapati menggunakan baju yang memiliki 12 tambalan dan pada kain sampingnya  terdapat 14 tambalan saat berpidato di atas mimbar. Semua perilaku beliau tidak sekedar untuk kepentingan pribadi , tetapi beliau juga ajarkan hidup kerohanian beliau terhadap orang lain seperti pembagian harta beliau untuk orang yang berhak mendapatkanya. Yang menjadikan pandangan kehidupan dari beliau adalah kesabaran dan keridhoan.  

Utsman bin Affan adalah Khalifah yang ketiga. Beliau termasuk Khalifah yang  telah diberikan kelapangan riski oleh allah. meskipun begitu, riski yang berlimpah itu tidak melalaikan beliau untuk mendekatkan diri kepada allah. Tangan beliau tidak pernah lepas dari al-qur’an, beliau selalu khawatir apabila malam tiba beliau akan ketinggalan menerima surat dari tuhannya. Bahkan dalam pemerintahan beliaupun terbunuh dalam posisi sedang membaca al-Qur’an. Tentang sikap beliau terhadap masalah duniawi bahwa harta mempunyai nilai sosial yang harus ditasarufkan kepada kepentingan umum. Dia pernah mengatakan bahwa “ seandainya aku tidak khawatir bahwa dalam Islam terdapat lobang yang dapat kututup dengan harta ini, pasti aku tidak akan mengumpulkannya”.

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang ke empat. Jabatan beliau dalam memimpin umat islam pun tidak mengurangi hidup kerohanianya dengan Allah. kehidupan zuhudnya yaitu berupa pekerjaan beliau dan cita-citanya yang besar yang menyebabkan beliau tidak peduli dengan apa yang beliau pakai. Beliau juga pernah memakai pakaian yang robek karena mumuk. Apabila baju yang beliau pakai itu robek, maka beliau langsung menjahitnya dengan tangannya sendiri. Dengan ini justru beliau dapat mengkhusyukan hati, sehingga dengan kekhusyuanya beliau dapat dijadikan suri tauladan bagi orang yang beriman. Kezuhudanbeliau ada yang berhubungan pola makam yang sederhana, yaitu beliau pernah makan tiga buah korma setiap hari dalam satu bulan. Beliau juga termasuk sahabat yang adil dan bijaksana.

Dalam hal ini gerakan tasawuf baru muncul paska era Shahabat dan Tabi'in tidak pada masa nabi di karenakan kondisinya tidak membutuhkan tasawuf. Perilaku umat masih sangat stabil,mereka patuh dengan apa yang diajarkan oleh nabi dan mereka juga selalu menjadikan sikap nabi yang terpuji itu sebagai suri tauladan. Sisi akal, jasmani dan ruhani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang. Nabi, para Shahabat dan para Tabi'in pada hakikatnya  juga sudah sufi. Dengan keteladanan mereka yang keimanannya teguh, sikapnya lunak, pemaaf dan kasih sayang, dermawan dan mensyukuri nikmat-nikmat allah, jernih hatinya sehingga mereka dapat melihat nur Allah, karena nurnya Allah meliputi dan ada pada segala sesuatu, baik di langit maupun bumi. Mereka juga tidak pernah mengagungkan kehidupan dunia, tapi juga tidak meremehkannya. Selalu ingat pada Allah Swt sebagai sang Khaliq. Ketika kekuasaan Islam makin meluas. Ketika kehidupan ekonomi dan sosial makin mapan, mulailah orang-orang lalai pada sisi kerohanian. Saat itulah timbul gerakan tasawuf (sekitar abad 2 Hijriah). Gerakan yang bertujuan untuk mengingatkan tentang hakikat hidup.



  • Tasawuf  Masa Bani Umayyah

Tasawuf pada masa Bani Umayah sudahlah berbeda dengan hidup kerohanian sebelumnya. Hal ini dikarenakan  hidup kerohanian disini sudah terkontaminasi dengan masalah sosial politik. Apalagi masalah terbunuhnya Utsman bin Affan yang berkepanjangan dengan masa-masa selanjutnya. Oleh karena itu munculah kelompok Bani Umayah, Syiah, Khawarij, dan Murji’ah. Tasawuf  pada masa Bani Umayah dilatar belakangi adanya kemewahan kekuasaan umayah dengan kehidupannya. Pemerintahan ini sangat kejam dengan sekelompok politik yang menentangnya. Puncak kekejaman ini sangat terlihat pada saat adanya perang karbala yang di dalamnya terbunuh  Husen bin Ali bin Abi Thalib. Akhirnya peristiwa ini memberikan pengaruh yang besar tentang sebuah penyesalan.

  • Tasawuf  Masa Bani Abbasiyyah

            Tasawuf pada masa Bani Abbasiyah muncul di karenakan hadirnya Dzu Nun al-Misri. Beliau adalah orang  pertama yang memperkenalkan maqamat dalam dunia sufi. Pemikiranya yang sistematis yang dapat dijadikan penelitian para sufi. Kemudian muncul lagi seorang sufi bernama Surri al-Saqathi. Beliau memperkenalkan uzlah-uzlah yang tadinya bersifat individu atau perorang menjadi uzlah yang bersifat kolektif. Hal ini bertujuan untuk menghindari kehidupan dunia yang  penuh dengan pertentangan, intrik, dan pertumpahan darah. Di era inilah istilah sufi mulai muncul dari beberapa kalangan, sebutan khusus untuk mereka yang secara ketat dan tegas menghindari kehidupan yang fana dan lebih mengutamakan pendekatan diri terhadap Allah SWT.

Oleh karena itu, hidup kerohanian atau tasawuf  pada masa klasik sering menggunakan istilah zuhud, belum ada peresmian nama asli dari tasawuf  itu sendiri. Semua itu hanyalah sekedar praktek semata.

  • Sumber ajaran tasawuf

                  Dalam ajaran Islam, tasawuf juga tidak lepas bahwa sumbernya berasal dari al-Qur’an dan hadits. Tasawuf dianggap sebagai ajaran yang mistik, ajaran yang terletak pada batin dan perenungan. Perenungan inilah karena adanya penghayatan dari sumber tasawuf itu sendiri yaitu al-Qur’an dan hadits. Namun sumber tasawuf ini juga masih diperebutkan. Ada yang menyatakan bahwa sumber tasawuf  Islam adalah dari ajaran Islam itu sendiri. Selain itu ada pula yang menyatakan bahawa sumber dari tasawuf itu berasal dari Persia, Hindu, Nasrani, dan sebagainya. Salah satu prakteknya yaitu





  • Berasal dari pengaruh Hindu seperti  ucapan-ucapan doa dan nyanyian-nyanyian agama.sperti yoganya orang hindu banyak persamaan kehidupan dari riyadhah kaum shufi.
  • Berasal dari pengaruh Persia seperti zuhud dalam islam menyerupai zuhudnya para pendeta Imam Manu, begitu juga qanaahnya islam di serupai dengan qonaahnya mereka yaitu dengan hidup sederhana dan dilarang makan daging binatang, hal ini disamakan dengan Madzab Mazdak.
  • Berasal dari agama Nasrani seperti ajarannya, latihan kerohanian, khalawatnya, bahkan hingga pakaiannya. Adanya kehidupan yang kaya dan yang miskin, bertafakur dan berdiam diri.
  • Berasal dari pengaruh Filsafat Yunani seperti alam pikiran islam telah terpengaruh dengan Filsafat Aristoteles untuk kepercayaan tentang Zat Pencipta yang akhirnya tumbuhlah “Ilmuul Qalam”.

Pada dasarnya adanya pernyataan bahwa pengaruh tasawuf dari luar Islam sendiri itu tidaklah sampai pada  ajaran tasawuf  bagian inti atau isinya namun sekedar ada pada kulit ajaran tasawuf itu sendiri. Kaum shufi itu sendiri, atau golongan Islam yang tidak masuk kedalam salah satu Madzhab. Kerohanian yang membantu kehidupan mereka, berkata bahwasanya pokok ambilan kerohanian itu ialah agama sendiri.  Pertama al-Qur’an, ke-dua Hadits dan ketiga tidak kurang penting nya contoh tauladan dari Nabi Muhammad SAW, para Sahabat ,dan para Tabi’in yang sudah dijelaskan di atas.



PERKEMBANGAN TASAWUF PADA ABAD PERTENGAHAN

Abad ketiga dan keempat disebut sebagai fase tasawuf. Pada permulaan abad ke tiga hijriyah mendapat sebutan shufi. Hal itu dikarenakan tujuan utama kegiatan ruhani  mereka tidak semata-mata kebahagiaan akhirat yang ditandai dengan pencapaian pahala dan penghindaran siksa, akan tetapi untuk menikmati hubungan langsung dengan tuhan yang didasari dengan cinta. Cinta tuhan membawa konsekuensi pada kondisi tenggelam dan mabuk kedalam yang dicintai ( fana fi al-mahhub ). Kondisi ini tentu akan mendorong ke persatuan yang dicintai ( al-ittihad ). Di sini telah terjadi perbedaan tujuan ibadah orang-orang syariat dan ahli hakikat.

Paada fase ini muncullah istilah fana’, ittihad dan hulul. Fana adalah suatu kondisi dimana seorang suhufi kehilangan kesadarab hal-hal fisik ( al-hissiyat ). Ittihad adalah dimana kondisi seorang shufi menyatu dengan allah sehingga masing-masing bias memanggil denag kata aku ( ana ). Hulul adalah masuknya allah kedalam tubuh manusia yang di pilih.

Di antara tokoh fase ini adalah abu yazid al-busthami ( w.263 H. ) dengan konsep ittihadnya, abu al-mughist al-husain. Abu Mansur al-hallaj ( 244-309 H ). Yang lebih dikenal dengan alhallaj denag ajaran hululnya.



PERKEMBNGAN  TASAWUF  DI  ERA  MODERN

Tasawuf  di era modern ini, ditempatkan sebagai cara pandang yang rasional sesuai dengan nalar normatif dan nalar humanis-sosiologis. Kepekaan sosial, lingkungan (alam) dan berbagai bidang kehidupan lainnya adalah bagian yang menjadi ukuran bahwa tasawuf di era modern itu tidak sekedar pemenuhan spiritual, akan tetapi lebih dari itu yaitu mampu membuahkan hasil bagi yang ada di bumi ini.

Menurut Bagir tasawuf itu bukan barang mati. Sebab tasawuf itu merupakan produk sejarah yang seharusnya dikondisikan sesuai dengan tuntutan  dan perubahan zaman. Penghayatan tasawuf bukan untuk diri sendiri, seperti yang kita temui di masa silam. Tasawuf di era modern adalah alternatif yang mempertemukan jurang kesenjangan antara dimensi ilahiyah dengan dimensi duniawiBanyak orang yang secara normatif (kesalehan individu) telah menjalankan dengan sempurna, tetapi secara empiris (kesalehan sosial) kadang-kadang belum tampak ada. Dengan demikian lahirnya tasawuf di era modern diharapkan menjadi tatanan kehidupan yang lebih baik.

  • PERANAN TASAWUF DI ERA MODERN

Prof. zakiah daraja, dalam bukunya peranan agama dalam kesehatan mental, menyatakan bahwa fungsi agama adalah sebagai berikut :

  1. Agama memberikan bimbingan bagi manusia  dalam mengendalikan baik fisik  amupun psikis seseorang
  2. Agama dapat memberikan terapi mental bagi manusia yang sedang menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidup
  3. Agama sebagai pengendali moral, terutama sebagai problematika etis,

Akhlak tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi krisis-krisis dalam modernisasi untuk melepas dahaga dan memporelah kesegaran dalam mencari tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh hubungan langsung dan didasari oleh tuhan, sehingga sesorang merasa dengan kesadarannya.



  • TASAWUF YANG DIKEMBANGKAN DAN DISOSIALISASIKAN KEPADA MASYARAKAT

  1. Menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat kurangnya nilai-nilai sepiritual
  2. Memahami tentang aspek astesoris islam, baik terhadap masyarakat muslim maupun non muslim
  3. Menegaskan bahwa aspek stesoris dalam islam ( tasawuf ) adalah jantung ajaran islam

Tarikat atau jalan rohani ( path of soul ) merupakan dimensi kedalaman dan kerahasiaan dalam islam sebagaimana syariat bersumber dari AL-Qur’an dan AS-Sunnah. Betapapun ia tetap menjadi sumber kehidupan paling dalam, yang mengatur seluruh organisme dalam islam. Ajaran dalam tasawuf memberikan solusi bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis dunia. Seperti ajaran tawakkal pada tuhan, menyebabkan manusia mempunyai pegangan yang kokoh, karena ia telah mewakilkan dan menggadaikan dirinya sepenuhnya pada tuhan.

Selanjutnya sikap frustasi dapat diatasi dengan ridla, yaitu selalu pasrah dan menrima terhadap segala keputusan tuhan. Sikap materialistic dan hedonistic dapat diatasi dengan sikap zuhud. Demikian pula ajaran uzlah yang terdapat dalam tasawuf. Yaitu mengasingkan diri dari terperangkap oleh tipu daya keduniaan. Ajaran-ajaran yang ada dalam tasawuf perlu disuntikkan kedalam konsep kehidupan. Ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, social, politik, kebudayaan dan lain sebagainya perlu dilandasi dengan ajaran tasawuf.

Mempelajari tasawuf membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan ini, baik secara individu, masyarakat, bangsa dan Negara. Para shufi sangat menyadari betul akan siapa dirinya dan bagaimana poisisnya dihadapan tuhan dan mereka sudah mampu menguasai hawa nafsu mereka, sehinga denga demikian segala apapun yang mereka lakukan selalu dalam koridor kepada tuhan, ketaatan dan ketundukan kepad allah swt. Dengan penuh keridhaan, kecintaan dan mereka pun di cintai dan di ridhai oleh allah, bahkan allahg mengundang mereka ke sebuah perjamuan yang sangat indah. “ wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada tuhanmu dengan hatinyang ridha dan diridhainya. maka masuklah kedalam hamba-hambaKU, dan masuklah kedalam surgaKu. “ ( QS. AL-FAJR [ 89 ] : 27-30 ). Orang-orang yang diridhai allah tentu tidak sembarang orang, tetapi mereka yang di undang adalah mereka yang telah sampai ketingkat ( maqam ) insan kamil ( manusia paripurna ) yangvdalam diri mereka sudah tercermin sifat-sifat tuhan.



Tujuan akhir dari ajaran tasawuf adalah untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada allah sebagai khaliknya melalui riyadhah melalui stasiun atau maqamat-maqamat tertentu, dengan selalu mensucikan jiwa ( nafs ) lahir dan batin dalam upaya mempersiapka diri menggapai ma’rifatullah  sampai kepada tingkat bertemu dan menyatu dengan allah menuju kehidupan yang abadi.

Apabila seseorang mengalami kebingungankebimbangan dan kehampaan dalam mengarungi bahtera hidup ini karena menghadapi berbagai problem dan permasalahan silahkan kembali kepada agamamu segera mungkin, insyaallah agama akan memberikan solusi terbaik kepada umatnya. Kehampaan spiritual yang dialamai orang-orang barat, karena disebabkan paradigma peradaban yang mereka bangun dari awal yang telah menyatakan adanya pemisahan antara sains dan agama, padahal seharusnya keduanya harus saling bersinergi. Tasawuf islam tidak menafiskan sains, bahkan tasawuf islam banyak menyumbangkan  pemikiran dalam bidang filsafat, sastera, music, tarian, psikologi dan sains modern. Dalam konteks ajaran islam, untuk mengatasi keterasingan jiwa manusia dan membebaskan diri dari keterasingan, justru harus menjadikan tuhan sebagai tujuan akhir, tuhan yang maha wujud dan maha mutlak.



PERKEMBANGAN TASAWUF DI ZAMAN KONTEMPORER

Tasawuf mempunyai potensi besar karena mampu menawarkan pembahasan spiritual, mengajak manusia mengenal dirinya sendiri, dan akhirnya mengenal Tuhannya. Dan ini merupakan pegangan hidup manusia yang paling ampuh, sehingga tidak terombang-ambingkan oleh badai kehidupan ini. Ia menjadi penuntun hidup bermoral, sehingga dapat menunjukkan eksistensi manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi ini.

Kembali kepada sejarah bahwa lahirnya tasawuf sebagai fenomena ajaran Islam – diawali (secara internal) dari ketidakpuasan terhadap praktek Islam yang cendrung formalisme dan legalisme, dan juga sebagai reaksi terhadap ketimpangan politik, moral, dan ekonomi di kalangan umat Silam, khususnya di kalangan penguasa. Pada saat dmeikian tasawuf tampil memberikan solusi. Solusi tasawuf terhadap formalisme dan legalisme dengan spiritualitasi ritual, pembenahan dan transformasi tindakan fisik ke dalam tindakan batin. Sedangkan reaksi terhadap sikap politik, penguasa dan ekonomi sebagai akibat diraihnya kemakmuran, yang menimbulkan sikap kefoya-foyaan materiil, adalah dengan penampakan sikap isolasi diri dari hiruk pikuknya kehidupan yang berorientasi dunawi, dan menanamkan sikap sedia miskin.

Gerakan tersebut di satu sisi bisa dikatakan sebagai reaksi sosial, dan di sisi lain bisa dikatakan sebagai tanggung jawab sosial. Gerakan seperti ini adalah cocok pada masa itu, namun pada masa sekarang perlu dipertanyakan.Sebenarnya gerakan seperti tersebut merupakan gerakan individual. Padahal pengingkaran kekayaan adalah tidak mungkin, tidak praktis dan hanya bersifat individual. Desakan etika mencari yang halal untuk melegitimasikan kemiskinan itu adalah sikap ketidakberdayaan kaum tertindas sebagai keompensasi atas penderitaan dari dua hal, materialisme dan spitirtualisme.

Ketika hal ini dibicarakan, maka akan teringat pendapat Emile Durkheim, bahwa pemikiran dan perkembangan pribadi tidak bisa terlepas sama sekali dari setting sosialnya (Doyle, Paul Johasan, 1994, Emile Durkheim, 1993)

Tasawuf pada masa sekarang mempunyai tanggung jawab sosial lebih berat dari pada masa lalu. Untuk memberi jawaban bagaimana tanggung jawab sosial tasawuf pada zaman modern ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH HADIST ANJURAN UNTUK BEKERJA

Tokoh-Tokoh Tasawuf

FILSAFAT ILMU: AKSIOLOGI ILMU