DATA MAKRO EKONOMI
KATA
PENGANTAR
Puja
dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat penguasa seluruh alam yang tiada
lain dan tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat,
taufik, hidayah, serta inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah ini. Selain itu, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Fernaldi
Anggadha Ratno, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Ekonomi Makro
yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah
ini.
Meskipun
demikian, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan
hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca
demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan
datang. Dan saya berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang
senada diwaktu yang akan datang. Amin.
Salatiga, 14 September 2017
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Ilmuwan, ekonomom, dan detektif memiliki banyak kesamaan: semuanya ingin
mengambarkan apa yang sedang terjadi di dunia sekeliling mereka. Untuk
melakukannya, mereka mengandalkan kombinasi teori dan pengamatan. Mereka membangun
teori dalam upaya menyelami apa yang sedang terjadi. Setelah mengembangkan
teori, mereka kembali ke pengamatan yang sistematik untuk mengevaluasi
validitas teori. Hanya ketika teori dan data sesuai, mereka merasa dapat
memahami situasi itu.
Satu bada yang lalu,para ekonom yang mengamati perekonomian melakukan
kurang lebih sama dengan pegamatan sepintas. Informasi yang hanya sepenggal ini
mengakibatkan kebijkan ekonomi lebih sulit dibuat.
Data ekonomi merupakan sumber informasi yang sistematik dan obyektif, serta
hampir setiap hari surat kabar menulis statis yang baru, yang umumnya
dikeluarkan oleh pemerintah. Pemerintah secara reguler mensurvei rumah tangga
dan perusahaan untuk mempelajari aktivitas ekonomi mereka. Dari survei ini,
dihitung berbagai statis yang meringkas kondisi perekonomian. Statistik ini
digunakan oleh para ahli ekonomi untuk mempelajari perekonomian oleh para
pengambil keputusan untuk mengawasi pembangunan ekonomi dan merumuskan
kebijakan-kebijakan yang tepat.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Data
makroekonomi mencakup 3 statistik ekonomi penting meliputi Produk Domestik
Bruto, Indeks Harga Konsumen, dan pengangguran. Bagaimana penjelasan mengenai
ketiga statistik ekonomi tersebut ?
2. Bagaimana
kaidah dalam perhitungan Produk Domestik Bruto ?
3. Apa
perbedaan Produk Domestik Bruto riil dan Produk Domestik Bruto nominal ?
4. Bagaimana
cara menghitung deflator Produk Domestik Bruto ?
5. Apa
saja komponen – komponen pengeluaran Produk Domestik Bruto ?
6. Bagaimana
mengukur indeks harga konsumen dan tingkat pengangguran ?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui fungsi data makroekonomi.
2. Dapat
memahami Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Konsumen, dan Tingkat
Pengangguran.
3. Untuk
mengetahui kaidah perhitungan Produk Domestik Bruto
4. Dapat
membedakan Produk Domestik Bruto riil dan Produk Domestik Bruto nominal.
5. Mengetahui
cara menghitung deflator Produk Domestik Bruto.
6. Dapat
memahami komponen-komponen pengeluaran Produk Domestik Bruto.
7. Dapat
mengetahui cara mengukur Indeks Harga Konsumen dan tingkat pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab ini
memfokuskan pada tiga statistik ekonomi yang sering digunakan para ahli ekonomi
yang sering digunakan para ahli ekonomi dan para pengambil keputusan. Produk
domestic bruto (Gross domestik Products, GDP), menyatakan pendapatan
total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. Indeks
harga konsumen (konsumer price index, CPI), mengukur tingkat harga. Tingkat
pengangguran (unemployment rate) menyatakan jumlah pekerja yang
tidak memiliki pekerjaan.
A. Produk
Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja
perekonomian.Statistik ini dihitung setiap tiga bulan oleh Biro Analisis Ekonom
(bagian dari Departemen Perdagangan AS) dari segudang sumber data primer .Gross
Domestic Product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang
diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. Tujuan GDP adalah
meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu
tertentu. Ada dua cara untuk melihat statistik ini. Salah satunya adalah dengan
melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian.
Cara lain untuk melihat GDP adalah sebagai pengeluaran total atas output barang
dan jasa perekonomian.
1.
Pendapatan,
Pengeluaran dan Aliran Sirkuler

Dari
diagram diatas, lingkaran dalam menunjukkan aliran dari suatu barang dan tenaga
kerja. Dengan demikian, tenaga kerja mengalir dari rumah tangga ke perusahaan,
dan produk mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.
Sedangkan,
lingkaran luar menunjukkan aliran uang. Pengeluaran atas suatu barang mengalir
dari rumah tangga ke perusahaan, dan pendapatan dalam bentuk upah dan laba
mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.
GDP
mengukur aliran uang yang dapat kita lakukan dengan dua cara. Pertama, GDP adalah
pendapatan total dari produksi suatu barang yang sama dengan jumlah upah dan
laba. Kedua, GDP merupakan pengeluaran total pada pembelian suatu barang
2.
Beberapa Kaidah untuk menghitung GDP
Perekonomian sebuah negara meliputi produksi
dan penjualan dari sejumlah besar barang dan jasa yang berbeda. Untuk
menginterpretasikan secara benar apa ukuran GDP, kita harus memahami beberapa
yang diikuti oleh para ekonom dalam membentuk statistik ini.
a)
Menjumlahkan
GDP
Perekonomian AS memproduksi banyak barang dan jasa yang
berbeda hamburger, mobil, komputer dan lain-lain. GDP mengkombinasikan nilai
barang dan jasa ini menjadi sebuah ukuran tunggal. Keanekaragaman produk dalam
perekonomian menyulitkan perhitungan GDP
karena produk yang berbeda mempunyai nilai berbeda. Misalnya
perekonomian memproduksi empat apel dan tiga jeruk. Bagaimana menghitung GDP ?
Untuk
menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan
nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar karena
mencerminkan banyaknya orang yang bersedia membayar untuk barang atau jasa. .GDP dapat dicari dengan mengkalikan harga nilai output dengan
jumlah nilai ouput.Jadi, jika harga apel $0,50 dan harga jeruk $1,00, GDP akan
menjadi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel ) + (Harga Jeruk x
Jumlah Jeruk)
= ($0,50
x 4) + ($1,00 x 3)
= $5,00
GDP
sama dengan $5,00, yaitu nilai seluruh apel, $ 2,00 ditambah nilai sebuah jeruk,
$3,00
b)
Barang
Bekas
GDP mengukur nilai barang dan jasa
yang baru diproduksi. Jadi, penjualan barang-barang bekas pakai tidak menjadi
bagian dari GDP. Misalnya ketika
Topp Company membuat kemasan kartu baseball dan menjualnya seharga $50 sen,
uang senilai $50 sen ditambahkan ke GDP negara. Sedangkan kolektor menjual
patung langka kepada korektor lain, uang dari penjualan patung tersebut tidak
masuk dalam bagian GDP.
c)
Perlakuan
Persediaan
Apabila
suatu perusahaan meningkatkan persediaan barangnya, investasi dalam persediaan
ini dihitung sebagai pengeluaran oleh pemilik perusahaan. Jadi, produksi untuk
persediaan meningkatkan GDP sebanyak produksi untuk penjualan akhir. Namun,
penjualan persediaan merupakan kombinasi dari pengeluaran positif (pembelian)
dan pengeluaran negative (pengurangan persediaan), sehingga tidak mempengaruhi
GDP. Perlakuan persediaan ini menegaskan bahwa GDP mencerminkan produksi barang
dan jasa perekonomian itu pada saat ini.
d)
Barang
Setengah Jadi dan Nilai Tambah
GDP
hanya memasukkan nilai produk akhir. Dengan demikian, GDP adalah nilai total
dari barang dan jasa jadi yang diproduksi. Untuk menghitung nilai seluruh
barang dan jasa jadi adalah menjumlahkan nilai tambah dari setiap tahap
produksi. Jadi, GDP juga merupakan nilai tambah total dari seluruh pertukaran
dalam perekonomian.
Misalnya, anggaplah seorang peternak sapi menjula
seperempat pon daging ke McDonald’ seharga $0,50, kemudian McDonald’s menjual
hamburger kepada Anda seharga $1,50. Sesuai diatas GDP
hanya memasukkan nilai produk akhir.Jadi
nilai total dari daging sapi tidak termasuk dalam GDP, hanya hamburger termasuk
dalam GDP. Alasannya, nilai barang setengah jadi sudah menjadi harga pasar dari
barang jadi dimana barang-barang itu digunakan.
e)
Jasa perumahan
dan jasa-jasa terkait lainnya
Meskipun
kebanyakan barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya ketika menghitung
GDP, namun sebagian tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki nilai
pasar. Jika GDP ingin mencangkup nilai barang dan jasa ini, ketika harus
menggunkan perkiraan nilainya. Perkiraan itu disebut nilai terkait (imputed
value).
3.
GDP Riil versus GDP Nominal
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang dihitung dengan cara
ini bukan ukuran kemakmuran ekonomi yang baik. Dalam perekonomian ini GDP adalah jumlah dari
nilai seluruh apel dan seluruh jeruk yang diproduksi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel) + (Harga
Jeruk x Jumlah Jeruk)
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang
dihitung dengan cara ini bukan ukur kemakmuran yang baik.Ukuran ini tidak
secara akurat mencerminkan sejauh mana perekonomian bisa memuaskan permintaan
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Jika
seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah, GDP akan berlipat ganda.
Tetapi tidak benar jika kita mengatakan bahwa kemampuan perekonomian untuk
memuaskan permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang
diproduksi tetap sama. Para ekonom menyebut nilai barang dan jasa yang diukur
dengan harga yang berlaku sebagai GDP nominal (nominal GDP).
Ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik akan menghitung output
barang dan jasa perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga.
Untuk tujuan ini, para ekonom menggunakan GDP riil (real GDP), yang nilai barang dan jasanya diukur dengan
menggunakan harga konstan. Yaitu GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi
terhadap pengeluaran atas output jika jumlah berubah tetapi harga tidak.
Untuk menghitung GDP riil dihitung bayangkan
kita ingin membandingkan output pada tahun 2006 dengan tahun berikutnya dalam
perekonomian apel dan jeruk. Kita bisa memulai dengan memilih sekumpulan harga,
disebut harga dasar-tahun (based year prices), misalnya harga berlaku
pada tahun 2006. Barang dan jasa lalu ditambahkan dengan menggunakan harga
dasar-tahunan ini untuk menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP
riil tahun 2006 adalah
GDP Riil
= (Harga Apel 2006 x Jumlah Apel 2006) + (Harga Jeruk 2006 x Jumlah
Jeruk 2006).
Demikian pula, GDP riil pada tahun 2007 adalah
GDP Riil
= (Harga Apel 2007 x Jumlah Apel 2007) + (Harga Jeruk 2007 x Jumlah
Jeruk 2007).
Dan , GDP riil pada tahun 2008 adalah
GDP Riil
= (Harga Apel 2008 x Jumlah Apel 2008) + (Harga Jeruk 2008 x Jumlah
Jeruk 2008).
Lihatlah bahwa harga tahun 2006 digunakan
untuk menghitung GDP riil untuk tiga tahun. Karena harga dipertahankan konstan,
GDP riil bervariasi dari tahun ke tahun hanya jika jumlah yang diproduksi
berbeda. Karena kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bagi para
anggotanya sangat bergantung pada jumlah barang dan jasa yang diproduksi, maka
GDP riil memberikan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik ketimbang GDP
nominal.
4.
Deflator GDP
Dari
GDP nominal dan GDP rill kita bisa menghitung statistik ketiga : deflator GDP.
Deflator GDP, juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP, didefinisikan
sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP rill
GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku
dari output perekonomian. GDP rill mengukur output yang dinilai pada harga
konstan. Deflator GDP mengukur harga output relatif terhadap harganya pada
tahun dasar.
5.
Ukuran
Rantai-Tertimbang GDP Riil
Biro
Analisis Ekonomi biasa memperbaharui secara periodik harga-harga yang digunakan
untuk menghitung GDP rill. Kira-Kira setiap 5 tahun, tahun dasar yang baru pun
dipilih harga-harga itu kemudian dipertahankan dan digunakan untuk mengukur
perubahan dalam produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun
sampai tahun dasar diperbaharui lagi ukuran rantai tertimbang GDP Rill yang
baru ini lebih baik ketimbang ukuran sebelumnya, karena ukuran ini menjamin
bahwa harga yang digunakan untuk menhiitung GDP Riil tidak of Date. akan
tetapi untuk sebagian besar tujuan, perbedaan ini tidak penting. kenyataannya,
keterkaitan kedua ukuran GDP Riil ini sangat kuat. Jadi, kedua ukuran GDP Riil
mencerminkan hal yang sama : perubahan—perubahan dalam produksi barang dan jasa
dalam skala ekonomi yang sangat luas.
6.
Komponen-komponen
Pengeluaran
Para
ekonom dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang dan
jasa total tetapi juga alokasi Eri output ini Siantar berbagai alternatif. Pos
pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran :
Ø Konsumsi (C)
Ø Investasi (I)
Ø Pembelian pemerintah (G)
Ø Ekspor Neto (NX)
Jadi dengan menggunakan simbol Y untuk GDP
Y = C + I + G +
NX
GDP adalah jumlah konsumsi investasi pembelian pemerintah dan
ekspor bersih bersamaan ini adalah sebuah identitas – persamaan yang harus
digunakan agar variabel variabel bisa didefinisikan persamaan ini disebut
identitas pos pendapatan nasiojnal (National income account identity).
Konsumsi (consumtion)
terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga.
Investasi (Investment)
terdiri dari barang-barang yang
dibeli untuk penggunaan masa depan.
Pembelian pemerintah (Goverment
Purchases) adalah barang dan jasa yang dibeli oleh pemerintah pusat negara
bagian dan daerah.
Ekspor neto (Net
Export) memperhitungkan perdagangan dengan negara lain. Ekspor neto adalah
nilai barang dan jasa yang diekspor dan negara lain dikurang nilai barang dan
jasa yang diimpor dari negara lain.
7.
Ukuran-ukuran
pendapatan lain
Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan
alternatif Iptu saling terkait kita mulai GDP dan menambah atau mengurangi
berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan nasional bruto kita menambah penerimaan
dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan
mengurangi pembayaran dari seluruh faktor dunia.
GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara –
Pembayaran faktor ke mancanegara
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara
domestik, GNP mengukur pendapatan yang diperoleh oleh negara.
Untuk mendapatkan produk nasional neto, kita kurangi
depresi modal – jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan struktur presidensial
perepkonomian yang habis dipakai selama setahun.
NNP = GNP – Depreasi
Dalam
pos pendapatan nasional, depreasi disebut dengan konsumsi modal tetap.
Jumlahnya kira-kira 10 persen dari GNP. Karena depreasi modal adalah biaya dari
memproduksi output perekonomian, maka mengurangi depreasi menunjukkan hasil
akhir dari aktivitas ekonomi.
Penyesuaian
berikutnya dalam pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak
langsung seperti pajak penjuala. Pajak penjualan, yang jumlahnya kira-kira 10
persen dari NNP, memunculkan irisan di antara harga yang dibayar konsumen atas
suatu barang dan harga yang diterima perusahaan. Karena perusahaan-perusahana
tidak menerimanya, maka irisan pajak ini bukan bagian dari pendapatan mereka.
Ketika kita mengurangi pajak usaha tidak langsung dari NNP, kita mendapatkan
ukuran yang disebut pendapatan nasional (National income):
Pendapatn
Nasional = NNP – Pajak Usaha Tidak Langsung
Pendapatan nasional mengukur berapa banyak pendapatan
yang diperoleh setiap orang dalam perekonomian.
Pos
pendapata nasional membagi pendapatan nasional menjadi lima kelompok, bergantung
pada cara pendapatan itu diperoleh. Lima kategori itu, dan persentase
pendapatan nasional yang dibayar dalam setiap kategori, adalah
Ø
Kompensasi
pekerja (71,3%). Upah dan
tunjangan yang dihasilkan pekerja.
Ø
Pendaptan
perusahaan perorangan (9,5%).
Pendapatan bisnis inkorporasi, seperti lahan pertanian kecil, toko kelontong
kecil, dan konsultan hukum.
Ø
Pendapatan
sewa (1,4%). Pendapatan
yang diterima tuan tanah, terkait sewa terkait yang “dibayar” para pemilik
rumah untuk rumah mereka sendiri, dikurangi biaya, seperti depreasi.
Ø
Laba
Korporasi (5,4$). Bunga yang
dibayar perusahana domestik dikurangi bunga yang mereka terima, ditambah bunga
yang diterima pihak asing.
Beberapa penyesuaian membawa kita dari pendapatan
nasional ke pendapatan perseorangan (personal income), yaitu jumlah
pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis non korporasi. Ada tiga
penyesuaian penting. Pertama kita kurangi pendapatan nasional dengan jumlah
pendapatan yang diterima korporasi tetapi tidak dibagikan kepada pemegang saham.
Penyesuaian ini dibuat dengan mengurangi laba korporasi (yang sama dengan
jumlah pajak, dividen, dan laba ditahan korporasi) dan menambahakan kembali
dividen. Kedua, kita naikkan pendapatan nasional dengan jumlah neto pembayaran
pemerintah untuk pembayaran pemerintah. Penyesuaian ini sama dengan transfer
pemerintah ke individu dikurangi kontribusi asuransi sosial yang dibayar
pemerintah. Ketiga, kita sesuaikan pendaptan nasional untuk mencangkup bunga
yang diterima rumah tangga, bukan bunga yang dibayar perusahaan. Penyesuian ini
dibuat dengan menambah pendapatan bunga perseorangan dan mengurangi bunga neto.
Jadi pendaptan perseorangan adalah
Pendapatan Perorangan = Pendapatan Nasional – Laba
Korporasi + Deviden
Pendapatan Nasional
+ Transfer Pemerintah pada Individu –
Kontribusi Nasional
Pendapatan Nasional
+ Pendaptan Bunga Perseorangan – Bunga Neto
Selanjutnya, jika kita mengurangi pembayaran pajak
perseorangan dan pembayaran nun pajak tertentu kepada pemerintah (seperti
karcis parkir), kita dapatkan pendapatan perseorangan disposibel
Pendapatan
Perseorangan Disposabel
= Pendapatan Perseorangan – Pembayran Pajak
dan Non Pajak
8.
Penyesuaian
Musiman
Karena GDP Riil dan ukuran ukuran pendapatan lain
mencerminkan kualitas kinerja perekonomian, para ekonom tertarik untuk
mempelajari fluktuasi kuartal - demi –
kuartal dalam variabel – variabel ini tetapi ketika kita mulai melakukannya,
muncul sebuah fakta : seluruh ukuran [pendapatan ini menunjukkan pola musikman
yang teratur. Output perekonomian meningkat sellama setahun, mencapai puncaknya
dalam kuartal ke-4 (Oktoiber, November,
dan Desember), dan kemudian merosot dalam kuartal pertama (Januari, Februari,
dan Mareet) pada tahun berikutnya. Perubahan musim yang teratur ini sangat
penting. Dari kuartal ke-4 ke kuartal pertama, GDP Riil menurun sebesar
kira-kira 8 persen. Tidak mengejutkan bahwa GDP mengikuti siklus musiman.
B. Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga
Konsumen
Saat ini, satu dolar tidak bisa dibelanjakan sebanyak sepuluh tahun lalu.
Harga dari sebagian besar barang telah naik. Sekarang, kita akan bahas
bagaimana para ekonom mengukur perubahan biaya hidup. Cara
mengukur CPI adalah sebagai berikut :
1.
Harga Sekelompok
Barang
Biro Stattis Tenaga Kerja, yang merupakan bagian dari
Departemen Tenaga Kerja AS, bertugas menghitung CPI. Perhitungan
CPI dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah abang dan jasa menjadi debuah
angka tunggal yang mengukur nilai produksi,CPI mengubah harga
berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh
tingkat harga. Consumer Price
Index (CPI) adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok
barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
Sebagai
contoh, anggaplah konsumen membeli 5 apel dan 2 jeruk setiap bulannya. Kelompok
barang itu tersendiri dari 5 apel dan 2 jeruk dan CPI-nya adalah
Pada
CPI ini, tahuan 2006 adalah tahun dasar. Indeks itu menyatakan berapa biaya
yang harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif
terhadap harga buah yang sama tahun 2006.
2.
CPI versus
Deflator GDP
Ada
3 perbedaan penting di antara kedua ukuran itu.
a)
Pertama, deflator GDP mengukur harga
seluruh barang dan jasa yang diproduksi, sedangkan CPI hanya mengukur harga
barang dan jasa yang dibeli konsumen.
b)
Kedua, deflator GDP hanya mencakup
barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. Sedangkan CPI, mencakup barang
dan jasa yang diproduksi domestik dan luar negeri.
c)
Ketiga, CPI dihitung dengan menggunakan
sekelompok barang tetap, sedangkan deflator GDP memungkinkan kelompok barang
itu berubah setiap saat bila komposisi GDP berubah.
C. Mengukur Tuna Karya : Tingkat Pengganguran
Tingkat pengangguran
adalah statistik yang mengukur persentase orang-orang yang ingin bekerja tetapi
tidak mempunyai pekerjaan. Cara mengukur tingkat pengangguran adalah sebagai
berikut :
1.
Survei Rumah
Tangga
Berdasarkan
jawaban terhadap pertanyaan survei, setiap orang dewasa (16 tahun ke atas) di
setiap rumah tangga dimasukkan ke dalam tiga kategori :
a) Bekerja,
kategori mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang bekerja.
b) Tidak
bekerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki keinginan
untuk bekerja, dan telah mencoba mencari pekerjaan salama 4 minggu terakhir.
Dan mereka yang sedang menunggu panggilan kerja dari tempat di mana mereka
dipecat.
c) Tidak
masuk dalam angkatan kerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak termasuk
dalam dua kategori awal seperti pelajar, ibu ruma tangga, atau pensiunan.
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan
sebagai jumlah orang yang sedang bekerja dari orang yang menganggur. Dan
tingkat pengangguran (unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari
angkatan kerja yang tidak bekerja. Dirumuskan sebagai berikut :
Angkatan
kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah penganggur,
dan
Tingkat
pengangguran = 
Penghitungan
terkait yaitu, tingkat partisipasi angkatan-kerja (labor force participation
rate), yaitu persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan
kerja. Dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat
partisipasi angkatan kerja = 
2.
Survei
Perusahaan
Survei
perusahaan diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan
berdasarkan gaji mereka. Beberapa ekonom percaya bahwa survei perusahaan lebih
akurat karena menggunakan sampel yang lebih besar. Namun, satu studi yang
dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa ukuran pekerjaan yang paling baik
adalah rata-rata dari survei rumah tangga dan survei perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN
Tiga statistik yang dibahas dalam
bab ini produk domestik bruto, indeks harga konumen, dan tingkat pengangguran
mengkuantifikasi kinerja perekonomian. Para pembuat keputusan statisyik dan
swasta menggunakan statistik ini untuk memantau perubahan-perubahan dalam
perekonomian dan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat,. Para ekonomi
menggunakan statistik ini untuk mengembangkan dan menguji teori-teori tentang
bagaimana perekonomian berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw,N.Gregory.2006.
Makro Ekonomi . Jakarta: Erlangga.
Komentar
Posting Komentar